Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen ESDM: Perbaiki Infrastruktur untuk Cegah Indonesia Jadi Net Importir

Kompas.com - 14/06/2012, 20:16 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, Rudi Rubiandini, menyatakan di awal tugasnya sebagai wamen ia akan fokus dalam pembangunan sektor infrastruktur energi yang menjadi salah satu program jangka panjang kementerian tersebut.

Hal ini, kata dia, penting agar  Indonesia tak masuk dalam kondisi net importir energi. Saat ini, menurut Rudi, Indonesia memakai minyak dan gas sebesar 65 persen. Seharusnya Indonesia bisa mencoba alternatif energi lainnya selain migas.

Menurutnya Indonesia hanya memiliki minyak 0,3 persen dari cadangan dunia, sedangkan gas 1,2 persen. Untuk panas bumi, kata dia, Indonesia memiliki 40 persen dari cadangan dunia. Indonesia juga memiliki potensi lainnya seperti batu bara dan solar.

"Jangan sampai kita masuk dalam kondisi net importir energi. Kita sudah memasuki net importir minyak dan jangan sampai net importir energi terjadi. mengapa itu dikhawatirkan dan harus kita siapkan? karena energi dapat dibangun dan dipersiapkan dalam jangka waktu 10-20 tahun.  oleh karena itu diversifikasi harus terjadi. Namun itu tidak mudah karena kita harus menjadikan energi baru terbarukan menjadi lebih menarik dibandingkan migas," terang Rudi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/6/2012).

Rudi adalah pengganti Wamen ESDM sebelumnya almarhum Widjajono Partowidagdo yang meninggal 21 April 2012 lalu. Ia dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini bersama Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Kepala Badan Pertanahan Nasional Hendarman Supandji dan Kepala Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (Kepala BKPM) Chatib Basri.

Dalam program jangka pendek untuk satu hingga dua tahun ke depan kata dia, Indonesia seharusnya bisa masuk dalam era dimana tidak menaikkan harga bahan bakar minyak. Kenaikan itu dapa dibatalkan, asal masyarakat dapat melakukan penghematan.

Apalagi saat ini menurutnya pendapatan per kapita Indonesia dan jumlah penduduk indonesia terus meningkat. Hal ini mendorong kebutuhan energi Indonesia terus meningkat.

"Jangka menengah kita punya gas, Papua, Natuna dan Kalimantan, harus didekatkan dengan pemakainya yang kebanyakan di Jawa, Sumatera dan Bali. Oleh karena itu harus kita angkut dari tempat jauh dengan lng carrier, FSRU yang sekarang baru ada 1. Namun kalau nanti sudah ada di Sumatera dan Jawa harus kita hubungkan dengan pipa-pipa yang terkoneksi secara penuh. Jadi infrastruktur harus kita benahi dari sekarang," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com