Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penganiayaan Sopir Taksi Express

Kompas.com - 06/07/2012, 23:53 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Syahdan Panggabean (58), sopir taksi Express yang dianiaya seorang juru parkir yang merangkap tukang ojek, menurut keluarga korban terjadi begitu sadis.

Almarhum yang sudah paruh baya itu, dipukul menggunakan balok, hingga balok yang digunakan pelaku sampai patah. Hal itu diungkapkan ponakan korban, Ruly Panggabean (28), saat ditemui di rumah korban di Jalan Taruna Dalam, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Jumat (6/7/2012).

"Tepatnya di Jembatan Merah. Jadi waktu itu, Bapa Uda menyerempet kaca spionnya (pelaku). Terus dimaki-maki, Bapa sama pelaku. Bapa Uda berhenti. Pelaku datang terus nendang tapi meleset. Karena kakinya masuk, nyangkut-lah di situ. Lalu digaslah mobil (taksi). Akhirnya pelaku sempat keseret," ujar Ruly.

Ia melanjutkan, dari situ, korban kemudian langsung banting stir sehingga pelaku terjatuh. Karena merasa tidak terima, pelaku memanggil temannya lalu mengejar korban.

Mengetahui itu, korban mencari perlindungan dengan membawa taksinya ke tempat aman. Korban sempat menurunkan dua orang penumpang yang ada di dalam taksi untuk keselamatan.

Pelaku mengejar bersama temannya dengan motor sambil membawa serta sebuah balok kayu. Saat mengejar, pelaku sempat tidak menemukan korban. Namun, menurut keterangan Ruly, pelaku menanyakan kepada warga, apa melihat korban yang dikatakan sebagai maling.

"Lihat taksi warna putih enggak? Itu maling Pak," ujar Ruly menceritakan pelaku menanyakan kepada warga.

Warga yang tidak tahu dengan niat para pelaku kemudian memberitahu arah perginya korban. Sampai kemudian didapatilah korban di Kompleks Polri, Jalan Tambak, Jakarta Pusat, pada Kamis (5/7/2012). Saat itulah korban dipukul hingga babak belur oleh pelaku.

Menurut Ruly, hanya satu orang yang memukul korban. Sementara temannya tidak terlibat aksi pemukulan itu.

"Bapa Uda dipukul pake balok, tangan kirinya patah, karena mau nangkis, terus dipukul lagi di punggung sama pinggang. Yang terakhir di kepala bagian belakang," terang Ruly.

Melihat aksi brutal para pelaku, warga kemudian menolong korban karena melihat korban dipukul membabi-buta. Saat itu, korban masih dalam keadaan bernyawa.

"Waktu itu Bapa masih hidup, sempat dikasih minum sama warga. Kemudian pingsan dulu. Lalu setelah dalam perjalanan ke RSCM, Bapa meninggal," tutur Ruly.

Sementara itu, sambungnya, saksi warga sekitar berinisial 'B', 'N', dan 'N', yang melihat kejadian itu kemudian menelepon polisi. Ketiga saksi ini, lanjutnya, kemudian dijadikan saksi oleh polisi untuk dimintai keterangan. Saat ini dua pelaku telah diamankan di Polsek Menteng, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

    Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

    Whats New
    Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

    Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

    Whats New
    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Whats New
    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Whats New
    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

    Whats New
    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    Whats New
    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    Whats New
    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

    Whats New
    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Earn Smart
    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Whats New
    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Whats New
    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Whats New
    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Whats New
    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com