Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Paling Berhak Kelola Blok Migas Habis Kontrak

Kompas.com - 17/07/2012, 15:07 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR dari Fraksi Parta PAN Chandra Tirta Wiajaya mengatakan, Pertamina sebagai satu-satunya BUMN yang berhak mengelola blok-blok migas yang telah habis masa kontraknya. Menurutnya, ini sesuai dengan Pasal 28 ayat 9 PP No.35/2004 dan Pasal 28 ayat 10 PP No.35/2004.

"Berdasarkan landasan hukum tersebut, maka BUMN pertamina lah yang paling berhak mengelola blok-blok migas yang habis masa kontraknya," tutur Chandra pada seminar di gedung Nusantara 5 MPR, Jakarta, Selasa (17/7/2012).

Adapun pasal 28 ayat 9 PP No.34/2014 mengemukakan. PT Pertamina (Persero) dapat mengajukan permohonan kepada Menteri untuk wilayah kerja yang habis jangka waktu kontraknya.

Sementara Pasal 28 ayat 10 PP No.35/2004 juga menegaskan, Menteri dapat menyetujui permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 0, dengan mempertimbangkan program kerja, kemampuan teknis dan keuangan PT Pertamina (Persero). Sepanjang saham Pertamina 100 persennya dimiliki oleh negara dan hal-hal yang berkaitan dengan kontrak kerja sama yang bersangkutan.

"Kata 'dapatnya' (di kedua pasal) ini bisa rancu karena bisa iya atau tidak. Makanya kita mendorong pertamina harus dapat mengelola kontrak yang habis tersebut. Pertamina harus dapat yang lebih besar lagi," ujarnya.

Ia pun mengatakan, pemerintah harus konsisten bila ingin membesarkan Pertamina seperti halnya BUMN milik Malaysia, Petronas. "Sebagai NOC (Perusahaan Minyak Nasional), Pertamina belum berperan maksimal. Jangankan melakukan ekspansi ke luar negeri, di dalam negeri pun masih marginal. Padahal Pertamina merupakan sala satu NOC tertua di dunia," kata Chandra.

Pemerintah juga, tambah Chandra, perlu menyusun rencana strategis pengembangan Pertamina sejalan dengan pemenuhan kebutuhan energi nasional, road map, program pengembangan, kemandirian, dan ketahan energi nasional. "Pelaksanaan kebijakan penguasaan blok-blok migas oleh Pertamina perlu dituangkan dalam suatu peraturan, Peraturan Meneteri, dan harus dijalankan secara konsisten, transparan dan akuntabel, serta melibatkan DPR," tutup Chandra.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com