TOKYO, MINGGU -
Mereka dicurigai memaksa para pekerjanya melaporkan tingkat radiasi jauh lebih rendah dari yang sebenarnya.
Penyelidikan digelar setelah ramainya pemberitaan tentang kecurigaan kecurangan itu di sejumlah media massa Jepang, salah satunya surat kabar Asahi Shimbun.
Dalam pemberitaannya, Asahi Shimbun menulis, salah seorang atasan di perusahaan subkontraktor itu memaksa 10 pekerja membungkus alat dosimeter yang mereka kenakan dengan kemasan berbahan timbal.
Langkah tersebut membuat angka radiasi yang terukur dosimeter menjadi lebih rendah dari paparan radiasi yang sesungguhnya. Alat dosimeter itu berfungsi mengukur tingkat paparan radiasi yang diterima pemakainya.
Cara curang seperti itu dilakukan agar para pekerja
Kejadian seperti itu semakin menguatkan kecurigaan selama ini tentang adanya kecurangan yang sudah sejak lama dipraktikkan.
Upaya penyelidikan mulai dilakukan sejak akhir pekan. Menurut salah seorang pejabat di Biro Pekerja Fukushima, Yasuhiro Kishi, pemeriksaan dilakukan langsung di lokasi.
Menurut Kishi, inspeksi lapangan di reaktor Fukushima dilakukan, termasuk dengan mengecek semua pembacaan dosimeter para pekerja serta berbagai bentuk catatan lain.
Seperti diwartakan, PLTN Fukushima Daiichi rusak dan bocor setelah dihantam gempa dan gelombang tsunami yang melanda Jepang, 11 Maret 2011.