Harga Kedelai Naik Karena China

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan harga kedelai karena China mengimpor dalam jumlah besar. Terhadap kenaikan harga tersebut, Hatta pun meminta Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan untuk mengendalikannya.

"Kedelai di dunia memang meningkat ya, harga-harga meningkat. Dan ini kita melihat memang kecenderungan meningkat itu karena China juga mengimpor dalam jumlah yang besar, menyerap pasar dunia," sebut Hatta, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Senin (23/7/2012).

Dijelaskan dia, permintaan pasar dunia akan kedelai sedang meningkat. China, kata dia, mengimpor kedelai dalam jumlah besar. Tapi, Hatta meminta agar jangan sampai ada spekulan yang memanfaatkan kondisi ini. "Untuk menaikkan harga itu ya itu kasihan dong para perajin tahu tempe kita," tuturnya.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi kenaikan harga kedelai, Hatta telah berbicara dengan Mentan Suswono. Ia meminta Suswono untuk segera mengambil langkah-langkah menyusun strategi.

Terhadap strategi tersebut, Hatta hanya bilang intinya adalah suplai. Bila suplai tersedia maka harga kedelai akan turun. Ketersediaan suplai ini merupakan domain Menteri Pertanian dan Perdagangan. "Dua itu harus rajin-rajin memantau pasar dan mengecek pasar," tegas dia.

"Dipantau betul (oleh Kementerian)Perdagangan dan Pertanian, dan saya minta action-nya apa dalam rapat koordinasi hari Rabu (25/7/2012) nanti," tandasnya.

Ketua Pusat Koperasi Perajin Tahu Tempe (Kopti) Jawa Barat, Asep Nurdin mengatakan, kenaikan harga kedelai sudah terasa sejak sekitar lima bulan terakhir. Kenaikan terbesar terjadi pada pekan kemarin, di mana harga kedelai dua kali naik dalam sehari. "Sepekan kemarin harga naik dua kali dalam sehari. Pagi dan sore sudah beda," kata Asep, saat ditemui di Kantor Kopti, Bandung, Senin.

Kenaikan harga, kata dia bervariatif. Sekali naik berkisar Rp 50-Rp 300. Harga kedelai kini mencapai Rp 8.000 per kilogram.