Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Foxconn Serap Satu Juta Tenaga Kerja

Kompas.com - 27/07/2012, 15:00 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala BKPM Muhammad Chatib Basri mengatakan, investasi yang dilakukan produsen komponen elektronik asal Taiwan, Foxconn Technology Group, akan menyerap satu juta tenaga kerja. "Itu pembicaraannya bisa sampai satu juta orang diserap," sebut Chatib, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (27/7/2012).

Kebutuhan akan satu juta orang tersebut, menurut dia, disampaikan sendiri oleh Foxconn. Itu bukan hasil perhitungan BKPM. "Itu investornya yang bilang," kata Chatib.

Tenaga kerja yang diserap pun adalah tenaga kerja yang terdidik, mengingat usaha yang dilakukan oleh investor asal Taiwan ini sifatnya teknis. "Dimana yang educated unemployed itu (atau) penganggur yang terdidik itu bisa diserap karena kalau sektor ini kan relatif skill yang dibutuhkan," sambung dia.

Dengan begitu, simpul dia, hadirnya Foxconn bisa memenuhi kebutuhan pekerjaan dari penganggur terdidik di Tanah Air. "Karena kalau kita lihat dari struktur penganggur kita yang besar itu adalah yang berpendidikan," tandas Chatib.

Menteri Perindustrian MS Hidayat sebelumnya mengungkapkan kunjungan perwakilan Kementerian Perindustrian dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ke Taiwan beberapa waktu lalu mendapatkan hasil positif.

Hidayat mengatakan, kini, pihak Foxconn membutuhkan lahan seluas 500 hektar di Indonesia. Tidak lagi 1.000 hektar seperti permintaan sebelumnya. Untuk tahun ini, Foxconn menargetkan membebaskan lahan seluas 50 hektar. "Mereka menyatakan 500 hektar sudah cukup dan pembangunannya pun akan dilakukan secara bertahap," sebut Hidayat, di Jakarta, Rabu (25/7/2012).

Investasi dengan total nilai diprediksi sebesar 10 miliar dollar AS ini direncanakan dilakukan selama 10 tahun. Melihat nilai investasi yang besar, menurut Hidayat, tidak tertutup kemungkinan Foxconn meminta insentif. Dia menargetkan tiang pancang pembangunan pabrik Foxconn tersebut bisa dilakukan tahun ini atau maksimal awal tahun depan.

Untuk lokasi pabriknya masih di Pulau Jawa. Namun Hidayat masih enggan membocorkan lokasi pasti pabrik tersebut. Lokasi di Jawa sendiri tak lepas dari fasilitas infrastruktur yang dibutuhkan Foxconn. Selain akses jalan dan listrik, dia bilang Foxconn juga butuh akses menuju bandara. "Mereka ingin bisa melakukan pengiriman logistik lewat udara," katanya.

Untuk produksi pada tahap pertama, Foxconn akan memproduksi komponen untuk telepon genggam. Dengan begitu, kebutuhan komponen ponsel impor bisa digantikan oleh komponen buatan dalam negeri. Dalam rencana investasi ini, Foxconn membutuhkan ribuan teknisi untuk pabrik mereka. Lalu dalam 10 tahun bisa menciptakan efek berantai sehingga secara total menciptakan jutaan tenaga kerja.

Isu minimnya gaji karyawan Foxconn di China, diyakini Hidayat tidak akan terjadi di Indonesia. Lantaran standar gaji buruh di negara lain terbilang lebih tinggi, sedangkan standar gaji pekerja di Indonesia masih tergolong murah. "Saya rasa isu gaji pekerja tidak jadi masalah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Whats New
    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Whats New
    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Whats New
    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Whats New
    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Whats New
    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    BrandzView
    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Whats New
    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Whats New
    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Work Smart
    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Whats New
    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Whats New
    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Whats New
    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Whats New
    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com