Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaro Turunkan Target Produksi

Kompas.com - 07/08/2012, 13:19 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menurunkan target produksi untuk tahun 2012 dari 50-53 juta ton menjadi 48-51 juta ton. Penurunan target produksi itu disebabkan kondisi pasar yang sulit.

Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk, Devindra Ratzarwin menyampaikan hal itu, Selasa (7/8/2012), di Jakarta. Volume produksi batubara pada semester pertama tahun 2012 sebesar 23,01 juta ton, atau naik 1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 22,81 juta ton. Sementara volume penjualan batubara pada semester pertama tahun 2012 sebesar 23,69 juta ton, atau turun 1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 24,02 juta ton.

"Kami yakin, melemahnya harga batubara akhir-akhir ini bukan karena kurangnya permintaan, melainkan karena kelebihan pasokan," kata Devindra.

Meski terjadi volatilitas dalam industri ini, pihaknya menilai landasan jangka panjang bagi industri batubara tidak terpengaruh. Beberapa analis mengatakan, impor batubara termal yang ditransportasikan melalui laut di Asia tumbuh untuk semua peringkat batubara. Jumlah batubara peringkat rendah yang dikonsumsikan meningkat hampir di semua negara, terutama di China dan India.

Sebagian dari itu, hal ini disebabkan dekatnya lokasi dari Indonesia di mana semua peringkat batubara, khususnya batubara berperingkat rendah, bisa diproduksi dengan biaya rendah. Dengan biaya produksi dan biaya transportasi laut yang rendah, batubara Indonesia dari semua peringkat kompetitif dengan batubara di dunia.

"Ditunjang pertumbuhan ekonomi Asia, permintaan untuk batubara termal berperingkat rendah diperkirakan akan naik secara signifikan," ujarnya.

Terkait hal itu, pihaknya akan terus melanjutkan investasi untuk menunjang pertumbuhan jangka panjang, misalnya dengan menjaga nisbah kupas yang direncanakan pada tingkat 6,4 kali. Adaro juga berinvestasi pada alat berat dan proyek infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com