Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bea Cukai Selidiki Penyelundupan Gula

Kompas.com - 08/08/2012, 15:03 WIB
Kris R Mada

Penulis

BATAM, KOMPAS.com — Kantor Bea dan Cukai Batam, Kepulauan Riau, tengah menyelidiki dugaan penyelundupan gula di daerah perbatasan. Potensi gula masuk secara ilegal amat besar.

Kepala Kantor Bea dan Cukai Batam Kukuh S Basuki menuturkan, pihaknya masih menyelidiki jalur masuk gula ke Batam. Penyelidikan itu belum menemukan hasil memuaskan. "Kami menduga jaringan pemasoknya tiarap karena beberapa waktu terakhir banyak sorotan," ujarnya, Rabu (8/8/2012), di Batam.

Ia mengakui, potensi gula selundupan masuk ke Batam amat besar. Hal itu disebabkan tiga faktor utama, yakni peraturan kepabeanan, geografis, dan kebiasaan masyarakat setempat. "Di sini masyarakatnya tidak merasa berdagang dengan orang asing kalau bertransaksi dengan penduduk Singapura atau Malaysia. Hal itu sudah dilakukan puluhan tahun," ujarnya.

Sementara secara geografis, letak Batam berjauhan dengan wilayah lain di Indonesia. Sebaliknya, Batam justru berdekatan dengan Malaysia dan Singapura. Selain itu, Kota Batam dengan tiga pulau utama dan puluhan pulau kecil bisa dijadikan tempat pendaratan yang tidak terawasi setiap saat. Tempat-tempat pendaratan itu bisa dipakai siapa saja untuk berbagai kepentingan.

Adapun dari sisi kepabeanan, di Batam berlaku opsi utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tidak memeriksa setiap barang yang masuk. Hal itu terkait status Batam sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Peraturan itu amat mungkin dimanfaatkan pihak tertentu untuk memasukkan barang di luar laporannya kepada yang berwenang. "Berbeda dengan daerah lain yang opsi utamanya memeriksa setiap barang masuk," ujarnya.

Kukuh mengatakan, pihaknya hanya berwenang mengawasi di wilayah pelabuhan. Sementara untuk distribusi di darat, Ditjen Bea dan Cukai tidak punya kewenangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com