Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutama Karya Bangun "Railway" Bekasi-Slipi

Kompas.com - 08/08/2012, 16:39 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Hutama Karya Persero berencana membangun Urban Railway Transportation di sepanjang jalan dari Bekasi ke Slipi. Rencana tersebut ingin membantu mengurai kemacetan, khususnya di ruas jalan tol dalam kota.

Direktur Utama Hutama Karya Tri Widjayanto menjelaskan, pembangunan railway ini akan terbentang sepanjang 22 km dari Bekasi hingga Slipi. Rencananya proyek itu akan dibahas dengan pemerintah pusat dan daerah.

"Ini akan mengurai kemacetan Ibu Kota dan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM)," kata Tri di acara "Temu Akbar Engineering BUMN 2012" di kantor Pertamina, Jakarta, Rabu (8/8/2012).

Meski akan membangun railway di atas jalan tol, perseroan mengklaim tidak akan mengganggu lalu lintas tol dalam kota yang selalu macet setiap hari. Perseroan sudah memiliki rencana untuk membangun konstruksi tanpa mengganggu lalu lintas.

Agar tidak mengganggu jembatan penyeberangan, perseroan akan membangun railway lebih tinggi, yaitu 15 meter dan hanya memerlukan pier di tengah jalan tol sebagai tiang pancang sepanjang 1,8 meter.

Di atas railway nanti juga bisa berjalan bus transjakarta bebas hambatan. Perseroan sudah memikirkan alokasi jalan hingga cukup dipakai oleh beberapa moda transportasi.

"Proyek ini memerlukan investasi Rp 7 triliun dan memakai anggaran negara," katanya.

Saat ini perseroan sedang fokus menyampaikan kajian aspek finansial dan hukumnya ke Kementerian Perhubungan.

Menteri BUMN Dahlan Iskan masih belum setuju atas rencana Hutama Karya untuk mengerjakan proyek tersebut. Masalahnya, proyek tersebut memakai uang negara.

"Bila memakai uang negara, itu akan melalui proses panjang. Beda dengan dana kas internal," kata Dahlan.

Selain itu, masyarakat yang akan memakai railway nanti diharuskan untuk membayar uang tol sebesar Rp 40.000-Rp 70.000. Dana sebesar itu, menurut Dahlan, justru akan memberatkan warga yang ingin memakai fasilitas tersebut.

"Sekarang saja jalan tol hanya bayar Rp 20.000, masak masyarakat suruh bayar Rp 40.000, mana mau. Itu yang menyebabkan saya menolak," jelasnya. Kendati demikian, Dahlan masih sepakat soal dana Rp 7 triliun tersebut.

Di sisi lain, kerugian bahan bakar minyak (BBM) setiap tahun akibat kemacetan Jakarta diperkirakan sebesar Rp 9 triliun. "Itu akan dipertimbangkan. Negara akan keluar sekali Rp 7 triliun, tetapi akan hemat Rp 9 triliun setiap tahun akibat pemborosan BBM," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com