Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Iseng, Ryo Kini Juragan Distro Beromzet Miliaran

Kompas.com - 10/08/2012, 10:29 WIB

KOMPAS.com — Usia muda bukan berarti tak bisa mencapai kesuksesan. Kusdarmawan Aryo Baskoro membuktikan, di usianya yang masih muda, 28 tahun, dia mampu meraup omzet miliaran rupiah setahun dari usaha distro yang dirintisnya di Solo.

Kata distro alias distribution outlet tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Toko pakaian jenis ini masih eksis hingga sekarang lantaran masih menjadi kiblat fashion anak muda di hampir semua kota besar. Bahkan, tidak sedikit anak muda yang sukses menjadi juragan distro ini, salah satunya adalah Kusdarmawan Aryo Baskoro.

Mengusung nama perusahaan Rawn Divisions, semua merek yang diproduksi oleh pria yang akrab dipanggil Ryo ini dilabeli dengan nama Rown. Nama ini merupakan kependekan dari Ryo Owner atau bisa juga diartikan tapak alias jejak kaki. "Harapan saya, produk bisnis yang saya bangun ini bisa menapak di mana-mana," ujar pemuda kelahiran Surakarta, 9 November 1984, yang boleh dibilang sukses menjadi juragan distro di kotanya itu.

Ryo menjual berbagai produk fashion seperti halnya distro lain. Misalnya, t-shirt, kemeja, celana jins, sepatu, dan berbagai aksesori, seperti topi dan stiker. Ia juga membawa Rown tidak hanya menyasar anak muda, tetapi juga segmen anak-anak hingga orang tua. "Tapi, kami lebih dominan membidik pasar anak muda," ungkapnya kepada Kontan.

Usaha distro yang dibangun pemuda usia 28 tahun ini kini memiliki omzet usaha hingga miliaran rupiah. Dalam sebulan, Ryo mampu memproduksi 3.000 hingga 4.000 kemeja, 2.000 pasang sepatu, 3.000 potong celana jins, dan yang terbanyak adalah sekitar 25.000 potong kaus. Setiap satu desain hanya diproduksi 30 potong.

Saat ini, Ryo memang hanya memiliki dua gerai, yaitu di Karanganyar dan Surakarta. Tetapi, dia bermitra dengan banyak distro di beberapa kota untuk memasok produknya. "Produk saya sudah menyebar dari Aceh hingga Papua," kata Ryo, yang berencana membuka cabang di Pontianak lantaran ada investor yang berminat bekerja sama.

Dua tahun terakhir, merek Rown bahkan sudah masuk pasar Malaysia dan Singapura. Tak lama lagi, produknya akan juga bakal dikirim ke Kanada. "Kalau soal omzet yang pasti terjual lumayan hingga ribuan pieces dengan rentang harga mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 800.000," ujar bungsu dari dua bersaudara ini.

Buah dari keisengan

Semangat bisnis Ryo sebetulnya sudah muncul sejak berada di kelas III sekolah dasar. "Saya jualan gorengan dan kacang di sekolah, semuanya mama yang bikin. Upahnya lumayan buat ditabung," kenangnya sambil terkekeh. Jualan gorengan ia lakoni hingga duduk di bangku SMP. Ketika SMA, dia sudah dapat membuat desain dan sablon di kain sarung pantai.

Ryo mulai merintis usaha distro saat kuliah. Awal usaha ini sebenarnya bukan berangkat dari kesengajaan. Ketika masuk kuliah pada tahun 2003, dia membangun usaha patungan bersama temannya dengan memasarkan produk fashion bermerek Ankles. Targetnya adalah anggota komunitas skateboard.

Sayang, usaha itu bubar. Ryo tak lantas putus asa. Iseng-iseng dia mendesain sebuah t-shirt. Tak disangka, banyak yang meminati desainnya itu. Permintaan pun terus berdatangan. Pada tahun 2006, merek Rown lahir dengan modal awal Rp 30 juta.

Awal berdiri, Ryo hanya memiliki tiga karyawan. Ia juga menyewa gerai seluas 3 meter x 10 meter. Lambat laun, dari yang semula memproduksi puluhan kaus, permintaan bertambah menjadi ratusan bahkan hingga kini mencapai ribuan potong.

Pada 2008, Ryo mulai mengembangkan usahanya. Ia mendapat pinjaman dari bank. "Saya meminjam Rp 100 juta untuk pengembangan usaha. Sekarang, aset saya sudah miliaran," ungkapnya tanpa mau menyebut detail berapa besar.

Ryo juga terus menambah karyawan, dari semula tiga desainer, kini ia memiliki lima desainer dan total karyawan mencapai 40 orang. Gerai yang semula seukuran "kamar" sudah meluas menjadi 360 meter persegi. "Saya sudah membuat jenjang karier bagi para karyawan. Namun, yang langsung melayani pembeli saya bayar secara harian," cerita lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret ini.

Dalam memasarkan produknya, Ryo memakai berbagai cara jitu, di antaranya menjadi sponsor di beberapa acara anak muda seperti pentas band. Untuk hal itu, dia juga pernah menjadi sponsor band Efek Rumah Kaca, MTV Ampuh, MTV 100%, dan berbagai film televisi (FTV). "Saya pantang jualan produk rejected," katanya.

Ryo tak lantas puas dengan hasil kerjanya. Ia menggunakan uang hasil keuntungan untuk memperluas bisnis. "Saya berencana membuat produk jam tangan dengan merek Rown dan membuat sistem semi-waralaba buat usaha ini," ujarnya.

Ryo bilang, saat pesanan mulai banyak, dia masih menghadapi kendala, khususnya dalam infrastruktur pengiriman. "Jika ada permintaan dari luar negeri, pengiriman sering terhambat," ujarnya. Ia berharap proses pengiriman bisa lebih cepat. (Cheppy A Muchlis/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

    Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

    Whats New
    Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

    Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

    Whats New
    BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

    BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

    Whats New
    Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

    Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

    Whats New
    Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

    Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

    Whats New
    ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

    ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

    Whats New
    KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

    KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

    Whats New
    Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

    Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

    Whats New
    Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

    Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

    Whats New
    BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

    BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

    Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

    Whats New
    Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

    Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

    Whats New
    Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

    Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

    Whats New
    Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

    Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

    Whats New
    Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

    Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com