Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biasanya Rugi, Kini PT RNI Untung Rp 150,8 Miliar

Kompas.com - 21/08/2012, 02:54 WIB

Jakarta, Kompas - Dalam enam bulan, PT Rajawali Nusantara Indonesia sudah mampu mencetak laba Rp 150,8 miliar. Padahal, sebelumnya BUMN ini selalu merugi.

PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang agroindustri, farmasi, dan alat kesehatan, serta perdagangan dan distribusi.

Dalam percakapan pekan lalu, di Jakarta, Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, tahun ini manajemen PT RNI menargetkan meraih laba Rp 180 miliar. ”Namun, hingga Agustus ini perusahaan sudah mampu mencetak laba Rp 150 miliar lebih,” ujar Ismed. Dia optimistis, hingga akhir tahun ini, perusahaan BUMN yang dipimpinnya bisa meraih laba hingga minimal Rp 300 miliar.

Ismed meyakini bahwa keuntungan yang diraih itu bukan rekayasa keuangan, melainkan benar-benar berupa uang tunai yang diperoleh dari peningkatan kinerja sejumlah anak perusahaan, terutama dari pabrik gula Rajawali I dan Rajawali II.

Dalam bidang agroindustri, PT RNI memiliki 10 pabrik gula di Jawa Barat, Yogyakarta, dan JawaTimur. Pabrik gula inilah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan kinerja PT RNI selaku perusahaan induk.

PT RNI juga memiliki anak perusahaan yang mengelola perkebunan sawit di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, dan perkebunan teh serta beberapa pabrik pengolahan produk hulu dan samping berbasis tebu.

Di bidang farmasi dan alat kesehatan, PT RNI memiliki pabrik obat, alat suntik, dan kondom. Selain itu, di bidang perdagangan dan distribusi, BUMN ini memiliki kantor cabang yang tersebar di Indonesia.

Saat ini, PT RNI memiliki satu perusahaan induk dan 13 anak perusahaan dengan total karyawan 15.928 orang hingga Desember 2009. Total aset per akhir 2009 tercatat Rp 4,9 triliun.

”Gula yang dihasilkan pabrik gula PT RNI sekitar 170.000 ton per tahun. Kalau digabung dengan produksi gula dari BUMN lain, yakni PT Perkebunan Nusantara, jumlahnya 500.000 ton dalam setahun,” ujar Ismed.

Kinerja anak perusahaan PT RNI berbeda satu dengan yang lain sehingga pendekatan dan model bisnisnya juga berlainan. ”Di situlah tantangan bagi saya untuk melakukan terobosan, sinergi, dan diversifikasi,” ujarnya. (GUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com