Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serahkan Bukti Bayar Utang, Suspensi BTEL Dibuka

Kompas.com - 05/09/2012, 14:52 WIB
Salim Fauzan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini membuka suspensi yang diberlakukan atas saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), setelah perseroan menyerahkan bukti pembayaran utang obligasi yang jatuh tempo tanggal 4 September 2012 kemarin.

Bukti pembayaran tertanggal 3 September 2012 tersebut menunjukkan bahwa BTEL menyelesaikan utang obligasi sesuai jatuh tempo. Hal ini membuktikan pernyataan spekulatif beberapa analis bahwa BTEL gagal bayar sama sekali tidak berdasar. 

"Kami minta maaf karena target pembayaran sehari lebih cepat tidak bisa terealisir karena kendala teknis yaitu terpotong Hari Buruh di AS dan proses konversi dollar yang membutuhkan waktu sehingga pembayaran diterima pemegang obligasi pada pagi ini, tanggal 5 September," kata Wakil Direktur Utama dan Direktur Keuangan BTEL, Jastiro Abi, dalam keterangan tertulis yang disampaikan di Jakarta, Rabu (5/9/2012).

Sebelumnya, BEI mensuspensi saham perdagangan saham BTEL untuk menghindari spekulasi oleh pelaku pasar baik melalui pernyataan maupun perbuatan yang justru akan merugikan pemegang saham publik. "Kami sangat menyayangkan spekulasi beberapa analis yang tanpa didukung dasar yang kuat dan fakta yang akurat. Untuk itulah kami sepakat saham disuspensi supaya pelaku pasar yang berniat tidak baik tidak bisa memanfaatkan kesempatan dan merugikan pemegang saham lainnya," kata Presiden Direktur BTEL Anindya Bakrie.

Selain pembayaran utang obligasi, BTEL juga melakukan pemulihan kinerja perseroan melalui program back on track melalui revitalisasi organisasi, efisiensi operasi, penguatan distribusi di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat (JBJB), perluasan jaringan, dan pengembangan layanan data baik secara organik maupun unorganik melalui akuisisi Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI). 

Untuk itu perseroan melakukan peningkatan modal melalui transaksi non-preemptive right issue (NPR) senilai hampir Rp 900 miliar serta pinjaman dari konsorsium yang difasilitasi Credit Suisse senilai  50 juta dollar AS. Dari total transaksi NPR, Rp 557 miliar merupakan dana tunai yang berasal dari Bakrie Global Ventura, dan sisanya ditukar dengan saham STI.

Dengan transaksi NPR di harga saham Rp 265 atau hampir dua kali lipat dari harga saham BTEL di pasar, Grup Bakrie berkomitmen penuh terhadap pengembangan perseroan ke depan dan menjadi pemegang 6,8 persen saham BTEL.

Dari total dana tunai yang terkumpul, Rp 650 miliar digunakan untuk pembayaran obligasi yang jatuh tempo tanggal 4 September 2012 dan sisanya untuk pengembangan usaha mendukung revitalisasi perseroan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com