Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perantara Alih Daya Dilarang

Kompas.com - 04/10/2012, 01:52 WIB

Industri lumpuh

Walau ada hasil positif, aksi mogok di kawasan industri yang disertai penyisiran pabrik-pabrik berlangsung di sejumlah kota dan daerah di Tanah Air. Aksi telah melumpuhkan sebagian besar aktivitas. Ribuan buruh menutup akses kawasan industri sehingga arus distribusi dan proses produksi terganggu.

Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi menyesalkan hal ini. Sofjan mengatakan, aksi mogok tak seharusnya mengganggu kegiatan produksi karena merugikan pengusaha. ”Pemerintah harus menjamin kepastian hukum agar investor tenang bekerja,” ujar Sofjan.

Koordinator Forum Komunikasi Asosiasi Industri Nasional Franky Sibarani menambahkan, pengusaha masih mendata kerugian akibat kelumpuhan produksi. Pada unjuk rasa buruh 27 Januari 2012, ada dua pabrik yang merugi Rp 5 miliar per pabrik akibat gagal memproduksi dan mengirim tepat waktu sehingga terkena penalti.

”Ada juga pabrik alas kaki yang terpaksa batal menerima order setelah upah buruh naik drastis sehingga tidak sesuai dengan kontrak. Sekarang ini pabrik- pabrik mengalihkan sif kerja dari siang ke malam hari untuk menghindari mogok,” ujar Franky.

Mogok kerja di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, berdampak negatif pada kegiatan produksi. Dilaporkan seluruh aktivitas 400 pabrik di kawasan itu lumpuh, mengakibatkan total kerugian sekitar Rp 400 miliar.

Asi mogok massal di Batam, Kepulauan Riau, menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri Kepulauan Riau Johannes Kennedy, diduga menimbulkan kerugian sedikitnya Rp 90 miliar. Pemogokan menyebabkan 24 kawasan industri di Batam lumpuh.

Namun, kelumpuhan sebagian besar industri akibat mogok buruh belum terlalu memengaruhi pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 5,33 poin (0,12 persen) ke level 4.251,51, dengan jumlah transaksi 9,44 juta lot atau setara dengan Rp 4,24 triliun.

”Aksi massal seperti ini menjadi faktor negatif dalam perbaikan iklim investasi di Indonesia, di tengah upaya pemerintah memompa investasi sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi yang tinggi bersama dengan konsumsi masyarakat,” kata ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menaruh perhatian serius. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden mendengarkan aspirasi buruh yang mogok, khususnya di Jabodetabek.

Menteri Perindustrian Mohammad S Hidayat, di Yogyakarta, mengatakan, unjuk rasa merupakan hak demokrasi. Namun, dia menyayangkan buruh menyisir pabrik-pabrik dan mengganggu produksi, yang dapat mengganggu perekonomian nasional.

(HAM/MAS/ATO/BEN/CAS/DIK/PIN/RAY/MDN/MKN/BRO/RAZ/MHF/ETA/ELD/RIZ/TIF/ILO/DMU/DEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com