Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Mitra: Produk di Sini Lebih Bagus

Kompas.com - 15/10/2012, 09:41 WIB

Pernah nonton program Undercover Boss di Channel BBC Knowledge? (Program di mana seorang bos perusahaan menyamar dan bekerja bareng anak buahnya. Bos itu ingin tahu bagaimana perusahaan berjalan di lini paling bawah).

Tidak pernah, karena dengan mudah karyawan akan mengenali wajah saya yang keturunan India ini...ha-haha... Tetapi saya punya pelanggan misterius. Saya punya beberapa teman yang bisa membantu. Saya minta mereka untuk berbelanja di toko-toko kami, dan memberikan penilaian mereka terhadap toko dan pelayanan toko. Apakah tokonya bersih, pelayanannya cepat dan sesuai dengan yang diharapkan.

Tetapi kadang-kadang saya juga pergi ke toko Planet Sport. Saya pilih sebuah sepatu dengan ukuran 10,5. Saya akan hitung berapa lama petugas itu mencarikan sepatu yang saya inginkan. Seharusnya dalam mencarikan sepatu sesuai ukuran, tidak memakan waktu yang lama. Soalnya, sepatu-sepatu itu sudah ditata berdasarkan merek, model, dan nomor sehingga dengan mudah bisa segera ditemukan. Jika mereka mengambil sepatu itu lebih dari satu menit, berarti ruang penyimpanan stok tidak ditata dengan baik.

Menurut peraturan di toko, petugas itu harus membawakan tiga model yang lain dengan nomor yang sama apabila model yang diinginkan tidak ada. Jangan pernah bilang tidak ada.

Tantangan apa yang terbesar yang bakal dihadapi di tahun depan?

Kamu tahu, saya datang dari India, negara yang penuh tantangan. Jadi buat saya, tidak ada tantangan yang lebih berat lagi di Indonesia. Tetapi yang paling dirasakan adalah kami tidak banyak punya turis datang untuk berbelanja di Indonesia. Yang kedua, banyak orang Indonesia yang memilih berbelanja di luar negeri.

Padahal sebenarnya harga di Indonesia itu sangat kompetitif. Sewa bangunan dan upah pegawai di Indonesia tidaklah setinggi di Singapura.

Kedua hal ini memegang porsi yang sangat besar untuk modal usaha. Kami melihat banyak orang Indonesia berbelanja di Singapura, tetapi kami tidak melihat orang Singapura berbelanja di Indonesia.

Kami sudah berusaha untuk menarik orang Singapura datang ke Indonesia. Misalnya dengan meluncurkan produk-produk baru di Indonesia, bukan di Singapura. Atau paling tidak meluncurkan di Indonesia dulu baru di Singapura. Semua toko kami, Debenham hingga Starbuck, di sini lebih bagus dibandingkan Singapura.

Kami ingin orang Malaysia, Singapura, dan Hongkong datang ke Indonesia untuk berbelanja di sini. Hotel dan golf serta budaya Indonesia juga sangat bagus.

Bagaimana dengan program Jakarta Great Sale?

Jika mau jujur, Jakarta Great Sale tidak ada dampaknya bagi kami. Seharusnya pemerintah melakukan banyak promosi di luar negeri. Digarap bareng dengan paket-paket wisata, hotel, dan penerbangan.

Jadi sekalian belanja, bisa main golf, atau berlibur ke pusat-pusat wisata. Promosinya harus kuat dengan mendorong diskon yang besar. Itu akan lebih menarik para wisatawan asing datang. Koordinasi dengan ritel dan brand.

Walaupun kami menjual banyak merek luar negeri, banyak produk yang kami jual tersebut dibuat di Indonesia oleh tenaga kerja Indonesia. Selain itu, kami juga membuka Alun-alun Indonesia yang menjual produk asli Indonesia. Produk terbaik yang bisa dibeli oleh wisatawan asing yang datang ke Indonesia.

Ikuti profil lainnya di rubrik Sosok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Whats New
    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Whats New
    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

    Whats New
    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    Whats New
    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    Whats New
    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

    Whats New
    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Earn Smart
    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Whats New
    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Whats New
    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Whats New
    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Whats New
    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

    Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

    Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com