Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Lada Turun karena Permintaan India Melemah

Kompas.com - 16/10/2012, 15:15 WIB
Eny Prihtiyani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pada penutupan perdagangan di NCDEX (National Commodity and Derivatives Exchange), harga Lada ditutup melemah. Harga lada berjangka untuk penyerahan Oktober 2012 ditutup pada level 43.660 rupee (Rp 7.890.000) per ton dari harga sebelumnya 43.350 rupee (Rp 7.834.000) per ton.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Selasa (16/10/2012) melaporkan penurunan harga lada dipengaruhi prediksi akan terjadi peningkatan pasokan lada dari Vietnam dan penurunan permintaan ekspor lada India. Di India dan Lampung, harga lada hitam meningkat, sementara di Vietnam, Sarawak, dan Sri Lanka menurun.

Jumlah total produksi lada India selama tahun 2012 diperkirakan mencapai 43.000 ton atau mengalami penurunan produksi pada 2011 sebesar 48.000 ton. Perkiraan penurunan produksi karena cuaca buruk, areal yang lebih rendah dan penurunan produktivitas akibat hama penyakit.

Sementara itu di Lampung, harga lada hitam di Kabupaten Lampung Timur masih bertahan tinggi pada pekan kedua Oktober 2012, yakni pada level harga Rp 45.000 per kilogram. Musim kemarau berdampak pada minimnya pasokan lada akibat penurunan produktivitas.

Berkurangnya pasokan lada juga disebabkan banyak petani yang beralih pada komoditas lain, seperti kakao dan karet yang perawatan tanamannya lebih mudah dibandingkan tanaman lada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com