Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2012, 20:42 WIB

KOMPAS.com - Krisis ekonomi yang terjadi saat ini membuat kaum pria tidak lagi dapat menjadi satu-satunya pencari nafkah. Perempuan harus turut bekerja untuk menambah penghasilan, atau bahkan menjadi pencari nafkah utama. Tak heran, jumlah perempuan bekerja saat ini semakin meningkat.

Hanya saja, ada sesuatu yang perlu menjadi perhatian. Sebanyak 43 persen dari perempuan bekerja di Amerika ternyata tidak mempunyai asuransi jiwa. Lauren Lyons Cole, pakar keuangan dan perencana keuangan bersertifikat, memberikan pandangan mengapa hal ini bisa menjadi masalah.

Banyak perempuan memiliki pendidikan yang cukup tinggi, namun mereka rupanya belum memikirkan untuk membeli produk asuransi. Jika hal ini terjadi 100 tahun lalu, mungkin bisa dimaklum karena mereka memang tak mampu membelinya. Penghasilan yang mereka dapatkan di sektor informal belum cukup berarti.

Berbeda dengan sekarang, ketika perempuan sudah mengetahui kebutuhan-kebutuhan mereka, dan sudah memiliki kuasa atas penghasilan mereka. Lauren memandang, sudah selayaknya perempuan membutuhkan asuransi jiwa, karena menjadi jaring pengaman bagi mereka. Ketika mereka menjadi pencari nafkah bagi keluarga, dan suatu saat tidak lagi mampu memberikan nafkah tersebut untuk alasan apa pun, mereka harus memastikan bahwa keluarga masih memiliki penghasilan untuk bertahan. Di sinilah asuransi jiwa memenuhi kebutuhan tersebut.

Lauren menambahkan, bahkan perempuan lajang pun sebaiknya membeli asuransi jiwa. Karena, ada beberapa situasi yang mungkin saja membuat asuransi menjadi penolong. Misalnya saja, Anda harus membiayai perawatan orangtua yang sedang sakit. Atau, Anda menjadi satu-satunya anak yang masih tinggal dengan orangtua, dan harus membiayai hidup mereka. Sehingga dapat dikatakan, asuransi jiwa dibutuhkan oleh siapa pun yang memiliki tanggungan.

Hanya saja, sebaiknya Anda tidak membeli asuransi jiwa karena tak tahan dengan rayuan penjualnya, atau karena ikut-ikutan orang lain. Apalagi, Anda sebenarnya tidak benar-benar memahami manfaatnya untuk diri Anda.

Selain itu, ketika membeli proteksi asuransi jiwa, sebaiknya beli proteksi asuransi murni tanpa ada embel-embel investasi. Dengan kata lain, asuransi jiwa dan investasi adalah dua hal yang sebaiknya dipisahkan. Jika Anda ingin berinvestasi, maka berinvestasi lah pada perusahaan manajer investasi, bukan pada perusahaan asuransi. Ada kok, area lain yang lebih baik untuk berinvestasi, seperti logam mulia atau properti.

Untuk mempertimbangkan membeli asuransi jiwa, berikut tipsnya:
1. Pahami mengapa Anda membutuhkannya, khususnya yang berkaitan dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan asuransinya.
2. Sebelum membeli, banyak-banyaklah mencari informasi tentang asuransi jiwa dari orang lain yang memang memahaminya.
3. Minta lah teman Anda untuk merekomendasikan agen asuransi jiwa yang mereka percayai, dan memang punya kemampuan untuk membantu dan melayani nasabah.
4. Belilah ketika kondisi keuangan Anda sehat. Semakin cepat Anda membelinya, sebenarnya semakin baik. Artinya, Anda masih sehat, usia masih muda, dan Anda belum menggunakan uang untuk membayar tagihan-tagihan lain yang memberatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Whats New
    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Whats New
    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Whats New
    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Whats New
    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Whats New
    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Whats New
    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Whats New
    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    BrandzView
    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Whats New
    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Whats New
    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Work Smart
    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Whats New
    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Whats New
    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Whats New
    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com