Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPI Telah Selesaikan Penelitian soal Bea Masuk Tepung Terigu

Kompas.com - 20/10/2012, 05:13 WIB

Jakarta, Kompas - Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia telah menyelesaikan penelitian tentang perlu-tidaknya bea masuk pengamanan perdagangan (safeguard) tepung terigu. Dalam waktu dekat, rekomendasi akan dikeluarkan.

”Kami meneliti apakah benar ada kerugian atau tidak. Kami sudah selesai penelitiannya dan sekarang sedang menyusun rekomendasi. Opsinya, apakah bea masuk pengamanan tersebut akan diterapkan atau tidak,” tutur Ketua Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Bachrul Chairi, di Jakarta, Jumat (19/10).

Sebelumnya, Hakan Esen, anggota Asosiasi Ekspor Anatolia Tengah (Central Anatolian Export Association) Turki, meminta Pemerintah Indonesia tak menerapkan aturan bea masuk pengamanan perdagangan terhadap tepung terigu impor asal Turki.

”Pasar Indonesia bagi Turki sangatlah penting,” kata Esen. Setiap tahun, Turki memproduksi 17 juta-18 juta ton tepung terigu. Konsumsi dalam negeri Turki hanya 10 juta ton.

Indonesia tidak bisa memproduksi gandum karena iklim tropis tidak cocok untuk gandum. Padahal, gandum sangat dibutuhkan Indonesia karena konsumsi mi cukup tinggi. Indonesia juga mengekspor mi instan ke sejumlah negara. Di Afrika, Indonesia menjadi pengekspor mi terbesar.

Namun, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia Ratna Sari Loppies mengatakan, impor tepung harus dibatasi untuk melindungi produsen tepung terigu lokal. ”Jangan melihat pada data produksi tepung terigu. Data memang menunjukkan peningkatan, tetapi itu hanya terjadi pada Bogasari. Untuk produsen lain, justru menurun,” ujar Ratna.

Dia menjelaskan, investasi industri terigu di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Semula produsen tepung terigu hanya ada empat industri, sekarang sudah menjadi 22 industri.

Namun, kata Ratna, para investor baru tersendat dan sulit berkembang karena harus bersaing dengan importir terigu yang menjual tepungnya dengan harga yang lebih murah.

Mengenai harga tepung terigu Turki yang lebih murah, Esen mengatakan, Turki telah menghemat ongkos kirim.

Lebih lanjut Ratna mengatakan bahwa pihaknya menyerahkan kasus ini kepada KPPI. ”Kami serahkan KPPI untuk menyelesaikan kasus ini. Kami percaya KPPI akan melakukan sesuatu yang profesional karena dia akan menghadapi pertanyaan dari WTO (World Trade Organization, Organisasi Perdagangan Dunia),” kata Ratna. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com