Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Andalan Pendongkrak Pertumbuhan Tahun Depan

Kompas.com - 29/10/2012, 13:45 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tetap optimistis menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun depan sebesar 6,8 - 7,2 persen di tahun depan. Padahal lembaga survei internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dari itu.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan pemerintah akan tetap memasang target pertumbuhan ekonomi akhir tahun ini sebesar 6,5 persen. "Meski Asian Development Bank (ADB) memperkirakan perekonomian Indonesia hanya tumbuh 6,6 persen di tahun depan, kita akan lebih dari itu. Pemerintah harus menargetkan lebih tinggi dibanding forecast lembaga internasional," kata Agus dalam konferensi pers RAPBN 2013 di Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (29/10/2012).

Menurut Agus, target perekonomian Indonesia di tahun depan sebesar 6,8-7,2 persen bisa dicapai. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sudah tidak hanya dikontribusikan dari konsumsi domestik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga ditopang oleh investasi yang masuk.

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hingga kuartal III-2012, investasi yang masuk ke tanah air sebesar Rp 81,8 triliun. Kontribusinya investasi domestik Rp 25,2 triliun dan investasi asing Rp 56,6 triliun. "Sekarang pertumbuhan investasi juga semakin meningkat. Tahun lalu hanya Rp 65,4 triliun," tambahnya.

Menurut Agus, investasi ini akan dijadikan sebagai kontributor perekonomian Indonesia terbesar di masa depan. Meski memasang target tinggi, Agus pun tidak mengkhawatirkan adanya ketidakpastian ekonomi global. Sebab, daya konsumsi domestik dan investasi di Indonesia masih cenderung dominan.

Bulan Oktober ini, lembaga IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia 2013 sebesar 4,5 persen. Sementara di tahun ini hanya diperkirakan tumbuh 3,2 persen, direvisi dari sebelumnya tumbuh 3,8 persen. "Tapi kita akan tumbuh di atas mereka. Bahkan kita merupakan salah satu dari tiga negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia," tambahnya.

Sekadar catatan, total kenaikan investasi ini juga berimbas kepada kenaikan jumlah akumulatif investasi pada periode Januari-September 2012, yang mencapai Rp 229,5 triliun. Jumlah ini meningkat ketimbang tahun sebelumnya di periode  yang sama dengan capaian sebesar Rp 181 triliun.

Peningkatan untuk sektor PMDN dan PMA juga memiliki karakteristik sektor yang berbeda-beda. Untuk PMDN didominasi oleh sektor Industri mineral non logam sebanyak Rp 5,9 triliun (23,5 persen) dan Industri makanan sebanyak Rp 4,6 triliun (18,2 persen). Sedangkan untuk PMA sebanyak industri Kimia Dasar, Barang Kimia, dan Farmasi sebanyak 1.1 miliar dollar AS  (17,6 persen). Untuk kemudian disusul dengan Pertambangan dengan 16,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

    Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

    Whats New
    IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

    IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

    Whats New
    Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

    Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

    Whats New
    Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

    Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Work Smart
    Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

    Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

    Whats New
    Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Whats New
    IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Earn Smart
    Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

    Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

    Whats New
    Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Work Smart
    Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

    Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

    Whats New
    Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

    Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

    Whats New
    BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

    BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

    Whats New
    [POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

    [POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com