Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik, Menantikan Aksi Obama terhadap Kubu Republik

Kompas.com - 10/11/2012, 17:37 WIB
Simon Saragih

Penulis

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde juga mengingatkan. Demikian juga G-20, dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral kelompok G-20 di Mexico City, pekan lalu, menuntut tanggung jawab AS.

Negara ini diminta mengatasi besaran defisit. Namun, G-20 juga meminta  AS agar menangani secara saksama penurunan defisit ini karena di sisi lain berbahaya dan bisa membawa AS ke dalam resesi. Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble meminta AS menangani secara saksama penurunan defisit anggaran ini.

Membahayakan ekonomi dunia

Ada dilema besar di balik penurunan defisit itu jika dilakukan secara mendadak. Kantor Angaran Kongres (Congressional Budget Office) mengeluarkan hasil studi. Disebutkan, kenaikan pajak dan pengurangan pengeluaran negara akan mengurangi defisit anggaran AS sebesar 5 persen. Ini terjadi karena kenaikan pajak dan pengurangan pengeluaran negara akan menghasilkan penghematan uang sebesar kurang lebih 600 miliar dollar AS.

Akan tetapi CBO mengingatkan, ekonomi AS juga sekaligus terancam memasuki resesi. Inilah dampak dari sebuah kebijakan ekonomi, sering tidak sejalan antara tindakan dengan resultante yang diinginkan. Mengapa? Penarikan dana sebesar 600 miliar dollar AS dari perekonomian AS sama saja dengan menghentikan atau mengurangi transaksi dalam perekonomian AS.

Ekonom JP Morgan, Michael Feroli, mengingatkan bahaya. Ini akan meningkatkan angka pengangguran ke level 9,1 persen akibat kelesuan perekonomian AS. Pada Oktober lalu angka pengangguran AS sudah mencapai 7,9 persen.

Ada 12,3 juta warga AS yang menggangur. Ini memang lebih baik ketimbang angka pengangguran pada Januari lalu, yang sempat mencapai 9,8 persen. Pasar dan G-20 khawatir besar. Jika AS masuk ke dalam resesi, di tengah zona euro dan Jepang yang sedang terhujam resesi, maka kejatuhan ekonomi AS semakin menjerembabkan ekonomi global ke dalam resesi lebih besar.

Pihak yang paling dirugikan adalah Eropa dan AS sendiri, walau juga akan berpengaruh kepada kawasan lain, seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Ada celah untuk mencegah itu. Obama ingin memilah-milah pembebasan pajak mana yang harus depertahankan. Obama memilih agar pendapatan warga di bawah 250.000 dollar AS per tahun tetap diberi keringanan. Sebaliknya, dia ingin agar pendapatan warga di atas 250.000 dollar AS dinaikkan.

Artinya, jika uang para warga kaya yang disedot, tidak akan menganggu transaksi perekonomian AS. Para warga kaya memiliki uang terlalu banyak, yang diperlukan untuk keperluan ekonomi negara.

CBO mengatakan, pengenaan pajak warga kaya tidak akan melukai ekonomi. Ekonom AS, Joseph E Stiglitz, juga mengindikasikan persetujuannya pada pemajakan warga kaya AS, yang selama ini banyak mendapatkan keringanan. "Apalagi dana-dana ini banyak ditempatkan di Caymand Islands," kata Stiglitz.

Warren Buffet, salah satu warga terkaya AS, menyatakan kesediaan dikenai pajak lebih tinggi karena sebagai warga kaya dia tidak dipajaki dengan persentase lebih besar. Ini ditantang kubu Republik.

"Kenaikan pajak tidak akan disetujui DPR AS," kata Ketua DPR AS (House of Representatives) John Boehner, Republikan asal Ohio, negara bagian yang dimenangi Obama.

Dia menambahkan, kenaikan pajak atas warga kaya akan merugikan sektor bisnis berskala menengah ke bawah. Obama dan Demokrat menginginkan pengeluaran pemerintah dikurangi, tetapi tidak untuk sektor pengeluaran yang berguna bagi warga kelas bawah.

Kubu Republikan ingin menekan pengeluaran untuk Medicare, Medicaid, dan food stamps, andalan Obama selama kampanye. Partai Republik mengatakan, jika pajak dinaikkan, sejumlah pengeluaran juga harus dikurangi, terutama untuk kepentingan kelas menengah bawah yang selalu dibela Obama dan Demokrat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com