Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Primadona Investasi

Kompas.com - 20/11/2012, 07:52 WIB

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Indonesia menjadi primadona investasi di kawasan Asia Tenggara. Di mata para investor, Indonesia dengan segala kekurangannya yang ada masih tetap dinilai paling menarik untuk investasi dibandingkan dengan sembilan negara anggota ASEAN lainnya.

Wartawan Kompas FX Laksana Agung Saputra melaporkan dari Phnom Penh, Kamboja, hasil survei daya saing ASEAN yang dilakukan Lee Kuan Yew School of Public Policy dan National University of Singapore selama 2011-2012 menyebutkan bahwa Indonesia paling diminati investor.

Namun, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dibenahi berkaitan dengan buruknya iklim investasi akibat tingkat korupsi tinggi, infrastruktur minim, dan kepastian hukum rendah.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, di Phnom Penh, Senin (19/11/2012), menyatakan, hasil survei disampaikan Dewan Penasehat Bisnis ASEAN (ABAC) pada pertemuan dengan para pemimpin ASEAN pada rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-21, Minggu (18/11/2012).

Hasil survei itu, menurut Gita, mendapatkan tanggapan positif dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu sekaligus mengonfirmasi data tingginya pertumbuhan investasi di Indonesia selama tahun 2012.

Nilai investasi menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal mulai triwulan I-2012 sampai triwulan III-2012 berturut-turut Rp 71,2 triliun, Rp 76,9 triliun, dan Rp 81,8 triliun. Secara akumulatif, realisasi investasi mencapai Rp 229,9 triliun atau 81,09 persen dari target.

Survei daya saing ASEAN atas sponsor ABAC dilakukan September 2011-Maret 2012. Sebanyak 405 responden dari beragam pelaku usaha di 10 negara ASEAN terlibat. Profil usahanya meliputi sektor jasa (45 persen), manufaktur (35 persen), dan lain-lain (18 persen) seperti pertanian serta pertambangan.

Skala usahanya mulai usaha kecil (40 persen), usaha menengah (24 persen), sampai usaha besar (36 persen). Dari kelompok usaha skala besar, 16 persen di antaranya perusahaan multinasional level Asia dan 14 persen multinasional level global.

Dari skala daya tarik investasi 0-10, Indonesia mendapatkan nilai 6,89 atau tertinggi dibandingkan dengan sembilan negara ASEAN lainnya. Setelah Indonesia, menyusul Vietnam, Singapura, Thailand, dan Malaysia.

Namun, Indonesia masih bermasalah dengan iklim investasi. Penyebabnya adalah korupsi tinggi, infrastruktur minim, dan kepastian hukum lemah.

 Baca Juga:
Indonesia Fokus Menuju Nomor 7 Dunia
McKinsey: Lima Fakta Indonesia Bisa Jadi Negara Maju pada 2030
Presiden SBY: Jangan Ikuti Strategi Ekonomi Asing

 

Simak artikel terkait lainnya di Topik Ekonomi Indonesia Tetap Melaju

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com