Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesanan Pesawat PT Dirgantara Indonesia Capai Rp 8 Triliun

Kompas.com - 30/11/2012, 11:44 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com -   PT Dirgantara Indonesia (DI) mengalami sejumlah kendala dalam meningkatkan kapasitas produksinya, salah satu di antaranya keterbatasan hanggar. Untuk itu  PT DI berencana membangun beberapa hanggar baru.

"Kami masih memiliki lahan yang cukup untuk membangun hanggar baru," kata Direktur Operasional PT DI, Supra Dekanto, pada sela-sela kunjungan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Syamsoedin, ke PT DI, Bandung, Kamis (29/11/2012).

Dikatakan Supra, hanggar-hanggar baru itu untuk mengantisipasi kenaikan produksi. "Misalnya, produksi untuk NC 212 menjadi enam unit per tahun. Untuk CN, juga naik menjadi enam unit per tahun," ujarnya.

Selain hanggar baru, PT DI juga melakukan revitalisasi mesin produksi. "Untuk permesinan, investasinya sekitar Rp 270 miliar. Sedangkan perakitan, investasinya sekitar Rp 130-150 miliar. Total investasinya sekitar Rp 400 miliar," kata Supra.

Saat ini, kata Supra, pihaknya membidik pasar internasional, khususnya negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga 2016, PT DI telah menerima kontrak pesanan pesawat yang nilainya mencapai Rp 8 triliun. "Ada kontrak yang sudah efektif, ada yang belum," ujarnya

Pemesanan itu, dilakukan oleh TNI AL, AU, dan AD serta Thailand. Negeri Gajah Putih tersebut memesan satu unit  NC 212-400 untuk kepentingan agrobisnis. Guna memenuhi pesanan itu, PT DI  bersindikasi dengan perbankan untuk pembiayaan produksinya.

Sementara Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsoedin,  mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah dinamika yang berpotensi menghambat modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Hambatan itu meliputi soal kontrak, pembiayaan, produksi, dan pengawasan. Meski begitu, tegas Sjafrie, pemerintah menyiapkan langkah pemecahannya sekaligus terobosan guna mempercepat pencapaian target alutsista.

Sebagai contoh, ujar Sjafrie, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersiap bertemu Menteri Keuangan dan Dirjen Perencanaan Kementerian Keuangan untuk  membahas skema pembiayaan proyek pengadaan alutsista berskema multiyears.

Menurutnya, untuk memproduksi pesawat, senjata, dan sebagainya, tidak dapat berlangsung selama satu bulan. Jika tidak menerapkan pendanaan dan pembiayaan multiyears,  tidak tertutup kemungkinan, lembaga-lembaga BUMN, termasuk PT DI, terkena sanksi. Karena itu, kata Sjafrie, harus ada penyempurnaan dalam hal pengawasan serta pemangkasan jalur birokrasi yang berpotensi menjadi penghambat kinerja. (win)
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com