Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perlu Naikkan Harga BBM?

Kompas.com - 10/12/2012, 07:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Subsidi energi menyedot hampir sepertiga total anggaran belanja tahun 2012. Berbagai masalah timbul di lapangan akibat peningkatan konsumsi bensin dan solar. Untuk itu, pemerintah perlu berani mengambil langkah radikal pada tahun 2013, yaitu menaikkan harga bensin dan solar.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Kompas hingga Minggu (9/12/2012), tahun ini, awalnya kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 dipatok sebanyak 40 juta kiloliter dengan nilai Rp 137,4 triliun.

Sampai dengan 25 November 2012, realisasi konsumsi BBM bersubsidi mencapai 40,36 juta kiloliter, berarti 101,6 persen dari kuota APBN Perubahan 2012 sebesar 39,71 juta kiloliter. Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat juga menyetujui usulan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik untuk menambah kuota BBM bersubsidi sebanyak 1,23 juta kiloliter untuk kebutuhan nasional hingga akhir 2012.

Pemerintah memperkirakan realisasi konsumsi BBM bersubsidi selama Januari-Desember 2012 mencapai 45,27 juta kiloliter. Artinya, subsidi BBM membengkak dari pagu awal Rp 137,4 triliun menjadi Rp 222,8 triliun. Ditambah dengan subsidi listrik, total subsidi energi pada 2012 menjadi sekitar Rp 312 triliun atau 30 persen dari total belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.069,5 triliun.

Pada tahun anggaran 2013, subsidi BBM dianggarkan Rp 193,8 triliun dan subsidi listrik Rp 80,93 triliun, seperti tertuang dalam Undang-Undang APBN 2013. Namun, apabila berkaca pada pengalaman tahun 2012, besarnya subsidi tahun depan juga menjadi ancaman jika tidak ada langkah mendasar.

Laporan dari daerah, hingga Minggu, juga menunjukkan kuota BBM bersubsidi hampir selalu kelebihan. Terlebih lagi, permintaan BBM bersubsidi akan naik menjelang Natal 2012 dan Tahun Baru 2013.

Kelebihan kuota, antara lain, dilaporkan terjadi di Lamongan dan Madiun di Jawa Timur, Bali, Bengkulu, dan Sumatera Utara.

Kurangnya BBM itu juga menyebabkan antrean konsumen di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), misalnya, terlihat di kota minyak, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Antrean juga terjadi di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), meski kuota BBM sudah ditambah. Novi Makarawung (34), sopir angkutan kota di Manado, Minggu, heran karena beberapa hari terakhir warga kesulitan memperoleh bensin. "Sudah satu jam saya mengantre," kata Novi di sebuah SPBU di Manado.

Roy Roring, Asisten Bidang Ekonomi Pemerintah Provinsi Sulut, mengatakan, stok BBM terpenuhi hingga awal tahun depan. Jaminan itu disampaikan PT Pertamina Manado yang menambah jatah kuota untuk Sulut.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya, di Jakarta, menyatakan, manajemen PT Pertamina telah menggelar rapat dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi untuk pembagian kuota per kabupaten. "Tidak dibagi rata, tetapi dibagi sesuai kebutuhan," kata Hanung.

Dengan tambahan kuota BBM bersubsidi 1,23 juta kiloliter, PT Pertamina memperkirakan, kuota BBM bersubsidi akan mencukupi kebutuhan. "Jadi, akhir tahun, tidak akan ada kekurangan pasokan BBM bersubsidi," ujar Hanung.

Langkah tahun 2013

Tingginya konsumsi BBM bersubsidi itu berkorelasi dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Pertumbuhan jumlah mobil menjadi salah satu faktor jebolnya kuota BBM setiap tahun. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia memperkirakan penjualan mobil tahun ini mencapai 1,045 juta unit atau melebihi perkiraan awal yang sebanyak 940.000 unit.

Selain itu, besarnya subsidi energi, terutama subsidi BBM, juga ikut menyumbang defisit neraca perdagangan Oktober 2012 yang terbesar dalam sejarah, yaitu 1,55 miliar dollar AS. Hal itu disebabkan impor BBM yang makin tinggi karena kebutuhan dalam negeri meningkat.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

    Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

    Work Smart
    APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

    APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

    BrandzView
    Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

    Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

    Whats New
    Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

    Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

    Whats New
    Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

    Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

    Whats New
    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    Whats New
    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Whats New
    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Whats New
    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Whats New
    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Whats New
    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Whats New
    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    Whats New
    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com