Kupang, Kompas
Akibatnya, kapal tongkang bermuatan 7.380 ton batubara yang sudah tiba di Teluk Kupang sejak dua pekan lalu belum juga bisa merapat.
Padahal, batubara itu sangat dibutuhkan untuk uji coba pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kawasan itu. Uji coba sedianya dilakukan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Ke-54 NTT, pada 20 Desember. Sementara daya listrik sangat dibutuhkan guna mengantisipasi ancaman krisis listrik di Kupang.
John Hijet, pejabat dari PLTU Bolok, mengakui, tebaran pelampung keramba hingga hampir menyentuh dermaga itu sama sekali tidak memungkinkan tongkang batubara bisa merapat.
Wakil Gubernur NTT Esthon L Foenay dan kalangan DPRD NTT sudah berkali-kali meminta agar keramba itu dibenahi sehingga tak menghalangi alur tongkang. ”Pak Wagub (Esthon) hingga Kamis malam untuk kesekian kalinya dengan ultimatum yang sama. Beliau bahkan sudah memerintahkan BKPMD bersama jajaran terkaitnya segera berkoordinasi mengevakuasi tongkang batubara hingga dermaga PLTU. Namun, di lapangan tidak kelihatan tanda-tanda pelaksanaan,” ujar bagian humas PLN Wilayah NTT, Paul Bola.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah
Atas pernyataan itu, John Hijet dan Paul Bola mengatakan, mereka selalu berkoordinasi dengan pihak BKPMD NTT sejak pembangunan dermaga khusus tersebut dimulai Maret 2011.
Tongkang batubara dari Kalimantan tiba di Teluk Kupang, Rabu (28/11). Karena belum bisa merapat, kapal itu hingga Jumat petang tetap lego jangkar di perairan sekitar Pulau Semau, tidak jauh dari dermaga khusus Bolok.
Di sekitar kawasan industri Bolok telah dibangun dua unit PLTU berkapasitas 33 MW.(ANS)