Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Naikkan Pajak Tembakau dan Alkohol

Kompas.com - 20/12/2012, 14:09 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina, Kamis (20/12/2012), menaikkan pajak tembakau dan alkohol. Kebijakan ini adalah bagian dari upaya reformasi yang disebut Presiden Benigno Aquino sebagai cara membebaskan bangsa Filipina dari rokok dan minuman keras.

Aquino, yang adalah perokok, mengatakan undang-undang "pajak dosa" adalah sebuah kemenangan melawan perusahaan tembakau yang kuat dan akan memberi negara dana tambahan untuk fasilitas pelayanan kesehatan.

"Musuh kita sangat kuat, ribut, terorganisasi dengan baik, dan memiliki banyak uang. Namun, seperti yang selalu saya katakan, tak ada yang bisa menghalangi bangsa Filipina bergerak menuju arah yang benar," kata Presiden Aquino.

Juru bicara kepresidenan, Ramon Carandang mengatakan pajak tembakau dan alkohol ini akan meningkatkan pendapatan negara hingga 800 juta dollar pada 2013. Pendapatan itu akan terus meningkat setiap tahun.

Presiden Aquino mengatakan pemerintah sebelumnya telah meminta parlemen untuk menaikkan pajak terhadap produk-produk "dosa" seperti rokok dan minuman keras pada 1997.

Namun, permintaan itu baru diluluskan pada 2004 di tengah tentangan keras dari kelompok bisnis tembakau. Tekanan itu juga datang dari anggota parlemen yang mewakili kawasan produsen tembakau dan parusahaan-perusahaan rokok yang sangat menikmati pajak tembakau Filipina yang merupakan yang terendah di Asia Tenggara.

Pemerintah Filipina mengatakan angka penderita penyakit terkait tembakau di negeri itu adalah yang tertinggi di Asia Tenggara, dengan kerugian mencapai 4,3 miliar dollar AS tahun lalu.

Aquino menjanjikan para petani tembakau tidak akan dirugikan dengan kenaikan pajak ini. Namun Aquino tidak menjelaskan lebih rinci pernyataannya itu.

Kenaikan pajak ini sangat penting bagi Aquino untuk memenuhi target anggaran negara 2.005 triliun peso pada 2013.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com