Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2013, 13:20 WIB
Eny Prihtiyani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tingginya impor bahan bakar minyak telah menggerogoti neraca perdagangan Indonesia. Sepanjang Januari-November 2012, defisit minyak dan gas sudah mencapai 4,8 miliar dollar AS, sementara nonmigas masih mempertahankan surplus di level 3,5 miliar dollar AS. Karenanya, sudah saatnya harga BBM bersubsidi dinaikkan.

Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, di Jakarta, Jumat (4/1/2013). Konsumsi BBM di dalam negeri terus naik karena belum ada political will untuk menaikkan harga BBM. "Tahun ini kemungkinan defisit migas akan lebih besar dibandingkan tahun lalu," katanya.

Menurut Gita, subsidi BBM akan lebih tepat dialihkan untuk kepentingan lain yang sifatnya lebih produktif. "Saya pribadi mendukung supaya kondisi ini disikapi. Subsidi BBM selama ini sudah cukup besar dan menyedot anggaran," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com