Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Biarkan Harga Sawit dan Karet Merosot

Kompas.com - 04/01/2013, 20:48 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com-  Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Habib Nabiel Almusawa meminta pemerintah segera mencari jalan keluar guna mengantisipasi terpuruknya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan karet akibat tren ekonomi global yang diperkirakan masih buruk di tahun 2013.

"Jangan biarkan kondisi dua komoditas strategis itu sama bahkan lebih buruk dibandingkan tahun 2012," ujar Habib Nabiel di Jakarta, Jumat (4/1/2013).

Menurut Habib Nabiel, jutaan keluarga tani menggantungkan hidupnya dari sawit dan karet. Mereka ini bisa sejahtera bila harga komoditas itu bagus. Tapi bisa juga sebaliknya, jatuh miskin saat harga terpuruk seperti sekarang ini.

"Jadi, bila pemerintah tidak berbuat maksimal maka sama saja dengan membiarkan kemiskinan," ujarnya. Di tahun 2012, harga rata-rata CPO adalah 900 dollar AS per ton. Turun dari harga tahun 2011 sebesar 1.200 dollar AS per ton. Dengan harga tersebut, membuat petani pemilik sawit rakyat enggan memanen tandan sawit karena biaya produksi lebih tinggi dibandingkan harga jual.

Mereka memilih membiarkan tandan sawit tetap di pohonnya. Demikian juga dengan karet. Semula harganya mencapai 4 dollar AS per kilogram. Tetapi kemudian terjun bebas ke harga 2,6 dollar AS per kg. Meski kemudian di awal Desember kembali naik mencapai 2,9 dollar AS per kg.

Kenaikan harga itu terjadi setelah negara-negara produsen karet dunia yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand bersepakat mengurangi volume ekspor. Habib Nabiel mengatakan, solusi untuk memperbaiki harga kedua komoditas di tengah tren ekonomi global yang masih buruk ini sebetulnya sudah ada.

Pertama, membuat kesepakatan bersama negara-negara produsen kedua komoditas tersebut untuk terus menaikkan harga sampai ke tingkat yang menguntungkan dengan cara mengurangi volume ekspor.

Kedua, mengusahakan agar kelebihan produksi akibat pengurangan volume ekspor tadi bisa diserap oleh pasar dalam negeri. "Buat berbagai kebijakan yang mendorong percepatan hilirisasi industri kedua komoditas tersebut. Dan pada saat yang bersamaan, singkirkan berbagai penghalangnya," jelasnya.

Bila kedua hal tersebut dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kerja keras, Habib Nabiel optimis akan terjadi perbaikan harga ke tingkat yang menguntungkan.

"Kita punya succes story dengan kakao. Keberhasilan hilirisasi industri kakao di dalam negeri membuat harga komoditas ini stabil di level yang cukup menguntungkan 2.400 dollar AS per ton," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Spend Smart
Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global pada Nikkei Forum 2024

Whats New
Giliran Kemenhub Tegur Garuda Soal Layanan Penerbangan Haji

Giliran Kemenhub Tegur Garuda Soal Layanan Penerbangan Haji

Whats New
Harga Bahan Pokok Sabtu 25 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Sabtu 25 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Kebakaran di Kilang Pertamina Balikpapan Sudah Berhasil Dipadamkan

Kebakaran di Kilang Pertamina Balikpapan Sudah Berhasil Dipadamkan

Whats New
Kenaikan Harga Saham Nvidia, Nasdaq Catat Rekor Tertinggi

Kenaikan Harga Saham Nvidia, Nasdaq Catat Rekor Tertinggi

Whats New
Kinerja Kepala Desa Millenial dan Z

Kinerja Kepala Desa Millenial dan Z

Whats New
Berkaca dari AS, Banyak Kredit Macet Akibat Student Loan

Berkaca dari AS, Banyak Kredit Macet Akibat Student Loan

Whats New
Atur Keuangan Agar Bebas Hutang, Ini Tipsnya

Atur Keuangan Agar Bebas Hutang, Ini Tipsnya

Work Smart
Penyebab Student Loan Gagal di Era Soeharto: Banyak Kredit Macet

Penyebab Student Loan Gagal di Era Soeharto: Banyak Kredit Macet

Whats New
Harga Batu Bara Acuan Mei 2024 Turun 5,8 Persen Jadi 114,06 Dollar AS Per Ton

Harga Batu Bara Acuan Mei 2024 Turun 5,8 Persen Jadi 114,06 Dollar AS Per Ton

Whats New
AHY Usul Ada Badan Air Nasional, Basuki: Koordinasi Makin Susah

AHY Usul Ada Badan Air Nasional, Basuki: Koordinasi Makin Susah

Whats New
[POPULER MONEY] 2015 Masih Rp 500.000-an Per Gram, Ini Penyebab Harga Emas Naik | AI Bakal Ambil Alih Semua Pekerjaan Manusia

[POPULER MONEY] 2015 Masih Rp 500.000-an Per Gram, Ini Penyebab Harga Emas Naik | AI Bakal Ambil Alih Semua Pekerjaan Manusia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com