Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Bebaskan Kader Pilih Cagub-Cawagub Jabar

Kompas.com - 22/01/2013, 01:34 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Ketua Dewan Majelis Pakar DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jabar Hidayat Zaini menyatakan, kader PPP bebas memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.

"Tidak akan dipecat, PPP mempersilakan kader untuk memilih siapa saja pasangan cagub-cawagub sesuai hati nurani masing-masing. PPP tidak punya calon. Jadi, kami bebaskan saja," kata Zaini saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/1/2013) malam.

Menurutnya, sikap PPP mendukung Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar bukan keputusan dari DPW resmi, melainkan diputuskan oleh DPW harian. Zaini juga mengaku kecewa dengan sikap PPP karena tidak mengusung salah satu kadernya menjadi cagub atau cawagub di Pilgub Jabar 2013 ini.

"Malah mendukung pasangan Heryawan-Deddy untuk maju di Pilgub 2013, padahal PPP tahun lalu berada dalam peringkat ke-5. Kenapa PPP tidak mengusung kader satu pun?" keluhnya.

Sebelumnya, PPP mewajibkan bahwa kader PPP wajib mematuhi patsun partai untuk mendukung pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar. Jika tidak patuh patsun, maka PPP menegaskan akan memecat kader yang tidak memilih pasangan nomor 4 tersebut.

Ucapan itu terlontar dari Ketua DPC Kabupaten Bandung Barat (KBB) Syamsul Maarif didampingi beberapa perwakilan DPC yang ada di Jabar, atas perintah dari Ketua DPW PPP Rahmad Yasin, saat memberikan keterangan persnya di kantor DPW PPP, Jalan Lingkar Selatan, Bandung, Selasa (15/1/2013) lalu.

"Tak segan-segan, kader PPP yang tak patuh patsun akan dipecat," ungkap Syamsul, Selasa (15/1/2013).

Hal itu pun didengar Ketua Dewan Pertimbangan PPP Nu'man Abdulhakim. Nu'man menyatakan bahwa dia siap dipecat dari PPP.

"Saya siap dipecat, dan saya tahu yang akan memecatnya. Dia hanya anak kecil," kecam Nu'man.

Menanggapi hal itu, Zaini menilai bahwa sikap Nu'man itu hanya emosi sesaat. "Ya itu mah hanya emosi sesaat saja, jangan dianggap. Mungkin beliau kala itu sedang emosi," katanya.

Hal senada pun dikatakan Nu'man saat dikonfirmasi terpisah. "Jangan dibesar-besarkanlah, nanti malah kisruh. Pernyataan saya waktu itu tidak benar," kata Nu'man melalui pesan singkatnya.

Zaini pun menegaskan, siapa pun kader diberi kebebasan untuk memilih pasangan cagub-cawagub. "Kalau misalkan benar keputusan partai harus memecat yang tidak mendukung Heryawan-Deddy, jadi berapa banyak kader PPP yang akan dipecat? Jadi saya tegaskan sekali lagi, kader PPP bebas memilih," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

    Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

    Whats New
    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Whats New
    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Whats New
    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

    Whats New
    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    Whats New
    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    Whats New
    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

    Whats New
    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Earn Smart
    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Whats New
    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Whats New
    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Whats New
    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Whats New
    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

    Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com