Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Menangkis Kritik

Kompas.com - 28/01/2013, 03:36 WIB

DAVOS, Sabtu - Menteri Ekonomi Jepang Akira Amari menangkis kritik terhadap kebijakan baru perekonomian Tokyo. Dia mengatakan, pemerintah tidak mengurangi independensi bank sentral Jepang. Kebijakan baru Jepang yang dianggap kontroversial itu muncul sebagai salah satu topik hangat di Davos.

Pembicaraan hangat soal Jepang di sela-sela Forum Ekonomi Dunia (WEF) itu, antara lain, soal penguatan kurs yen yang dianggap terlalu cepat dan tak sesuai dengan nilai pasar dan independensi bank sentral.

Pemerintahan baru Jepang yang dipimpin Perdana Menteri Shinzo Abe mendesak agar Bank of Japan (BOJ) mempercepat langkah untuk melawan deflasi yang sudah terjadi selama dua dekade terakhir. Pertengahan pekan lalu, BOJ mengeluarkan target inflasi baru sebesar 2 persen serta program pembelian aset untuk mengucurkan dana ke perekonomian.

Langkah ini mengundang pertanyaan dari berbagai pihak, terkait seberapa jauh bank sentral tertekan secara politik dan bagaimana independensi bank sentral di Jepang.

Amari, yang berbicara hari Sabtu (26/1), mengatakan, bank sentral secara sukarela bekerja sama dengan pemerintah untuk menetapkan target inflasi baru guna meningkatkan perekonomian di negara kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu. Amari juga menegaskan, kurs yen sepenuhnya ditentukan oleh pasar.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan, dia bukannya tidak khawatir dengan langkah pemerintah baru tersebut. ”Dengan adanya proposal baru tersebut, dapat dikatakan, itu sangat memangkas independensi BOJ. Dalam kasus Jepang selama ini, bank sentral tidak pernah dibebani target inflasi,” kata Merkel.

Hal itu ditepis Amari. ”Anda mungkin mengira ada tekanan politik untuk menurunkan kurs yen, tetapi kami di pemerintahan menghindari pernyataan-pernyataan tentang kurs yen,” ujar Amari.

Gubernur Bank Sentral Korea Kim Chong-soo juga mempertanyakan tentang kemanjuran langkah pelonggaran moneter Jepang dan mengatakan keputusan BOJ untuk mulai membeli aset dalam jumlah tidak terbatas bisa menimbulkan konsekuensi dalam jangka panjang.

”Apa yang mereka lakukan akan menciptakan masalah ganda. Masalah pertama, bahwa dalam level tersebut kurs mata uang akan terpengaruh dan percepatan penguatan juga merupakan persoalan. Mereka melakukannya secara terburu-buru. Kurs stabil adalah kata kunci bagi Bank of Korea,” kata Kim.

Rencana menengah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Buka Blokir ATM BNI lewat Mobile Banking, Memang Bisa?

Cara Buka Blokir ATM BNI lewat Mobile Banking, Memang Bisa?

Spend Smart
Libur Panjang Idul Adha, Menhub Ingatkan Masyarakat Gunakan Bus Laik Jalan

Libur Panjang Idul Adha, Menhub Ingatkan Masyarakat Gunakan Bus Laik Jalan

Whats New
2 Cara Mengatasi Mobile Banking BNI Terblokir, Jangan Panik

2 Cara Mengatasi Mobile Banking BNI Terblokir, Jangan Panik

Spend Smart
BERITA FOTO: Hadir di JFK 2024, Le Minerale Edukasi Konsumen soal Produk Daur Ulang PET

BERITA FOTO: Hadir di JFK 2024, Le Minerale Edukasi Konsumen soal Produk Daur Ulang PET

Whats New
Sejarah Kenapa Lokasi Stasiun KA di Indonesia Sering Berdekatan

Sejarah Kenapa Lokasi Stasiun KA di Indonesia Sering Berdekatan

Whats New
Otorita Sebut Investor Berebut Lahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN

Otorita Sebut Investor Berebut Lahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN

Whats New
Bank BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Semua Jurusan, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Semua Jurusan, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Sekaya Apa VOC Sampai Bisa Menjajah Nunsantara Ratusan Tahun?

Sekaya Apa VOC Sampai Bisa Menjajah Nunsantara Ratusan Tahun?

Whats New
Catat, Ini Daftar Kereta Api Tambahan Keberangkatan Juni-Juli 2024

Catat, Ini Daftar Kereta Api Tambahan Keberangkatan Juni-Juli 2024

Whats New
Rayakan Idul Adha 1445 H, Le Minerale Donasikan Sapi Limosin ke Masjid Istiqlal

Rayakan Idul Adha 1445 H, Le Minerale Donasikan Sapi Limosin ke Masjid Istiqlal

Whats New
Kala Hitler Tak Sudi Melunasi Utang ke Negara-Negara Sekutu

Kala Hitler Tak Sudi Melunasi Utang ke Negara-Negara Sekutu

Whats New
Libur Panjang Idul Adha, Jasa Marga Catat 376.000 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek

Libur Panjang Idul Adha, Jasa Marga Catat 376.000 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek

Whats New
Ini Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan Saat Investasi

Ini Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan Saat Investasi

Earn Smart
Produk Dekorasi Rumah Indonesia Bukukan Potensi Transaksi Rp 13,6 Miliar di Interior Lifestyle Tokyo 2024

Produk Dekorasi Rumah Indonesia Bukukan Potensi Transaksi Rp 13,6 Miliar di Interior Lifestyle Tokyo 2024

Rilis
Jasa Ekspedisi Dinilai Penting, Pengguna E-Commerce Tak Bebas Tentukan Pilihan

Jasa Ekspedisi Dinilai Penting, Pengguna E-Commerce Tak Bebas Tentukan Pilihan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com