Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Kembali Cegah Sejumlah Orang Terkait Kasus PLTU Tarahan

Kompas.com - 28/01/2013, 15:29 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengajukan ke Imigrasi permohonan cegah atas sejumlah orang terkait penyidikan kasus dugaan suap proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tarahan. Mereka yang dicegah adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Emir Moeis, Direktur PT Artha Zuliansyah Putra Zulkarnain, Manajer Umum PT Indonesian Site Marine Reza Roestam, dan Direktur Pengembangan Bisnis PT Alstom Power Energy Systems Indonesia Eko Sulistianto.

"Berlaku per 22 Januari 2013 selama enam bulan ke depan terkait penyidikan kasus dugaan korupsi PLTU," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Senin (28/1/2013).

Pencegahan terhadap Emir, Zuliansyah, dan Reza Roestam ini merupakan perpanjangan atas pencegahan yang dilakukan pada 23 Juli 2012 lalu. Pencegahan pertama terhadap ketiga orang itu, berakhir pada 23 Januari 2013. Sementara Eko, baru dicegah KPK kali ini.

Dalam kasus PLTU Tarahan, KPK menetapkan Emir Moies sebagai tersangka. Politikus PDI Perjuangan itu diduga menerima suap senilai 300.000 dollar AS dari PT Alstom Indonesia. Perusahaan tersebut pun memenangkan tender proyek PLTU. Sementara tiga orang lain yang dicegah KPK, berstatus sebagai saksi.

Eko pernah dimintai keterangan sebagai saksi pada 1 Agustus 2012. Seusai diperiksa, Eko mengaku dilarang pihak perusahaan, PT Alstom Indonesia, untuk berkomentar kepada wartawan. Meskipun sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, KPK belum memeriksa Emir apalagi menahan yang bersangkutan. Johan mengatakan, Emir memang belum ditahan karena penyidik masih fokus memeriksa saksi-saksi.

"Pemeriksaan dalam sebuah kasus itu memang tidak selalu tersangka duluan, bisa jadi saksi-saksi dalam kasus Emir ini memang baru diperiksa penyidik saksi-saksinya dulu, tersangka sampai hari ini belum ada jadwal," katanya.

Dia menambahkan, jadwal penahanan seorang tersangka KPK tergantung pada kepentingan penyidik. "Bukan berarti kalau enggak ada pemeriksaan tersangka, kasus ini mandek. Ini strategi penyidik, mengumpulkan sebanyak-banyaknya bahan dalam penyidikan. Contoh kasus Hambalang, sampai sekarang Andi belum ditahan," tambah Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com