Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melaka, Kecantikan Kota Tua dari Semenanjung Malaka

Kompas.com - 05/02/2013, 12:29 WIB

KOMPAS.com - Sebagian dari kita pasti sudah pernah mengunjungi Kawasan Kota Tua di Jakarta. Namun, coba Anda bayangkan jika nuansa Kawasan Kota Tua Jakarta menjadi sebuah kota yang dapat Anda kunjungi. Ya, itulah kota Melaka yang terletak di negera sahabat, Malaysia.

Melaka adalah sebuah kota pesisir pantai di sebelah selatan kota Kuala Lumpur. Anda dapat dengan mudah berkunjung ke Melaka dengan menggunakan bus melalui beberapa terminal yang ada di Kuala Lumpur, seperti Pudu Raya, dan Terminal Bersepadu Selatan. Namun, Anda juga bisa berangkat menuju ke Melaka dari bandara Low Cost and Carrier Terminal (LCCT) menggunakan bus. Perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Melaka ditempuh kira-kira 2 jam lamanya.

Sesampainya di Melaka maka Anda akan memulai perjalanan dari Melaka Sentral dimana tempat perhentian untuk semua bus dari berbagai daerah di Malaysia. Dari sana, Anda harus mencari bus dalam kota yang akan mengantar Anda menuju berbagai tempat di Melaka dengan biaya yang cukup murah.

Melaka sendiri mempunyai berbagai jenis wisata yang ditawarkan. Mulai dari wisata sejarah, wisata bermain ataupun wisata kesehatan.

Namun, layaknya anggapan orang jika seseorang berfoto di depan Monumen Nasional (Monas) maka dia sudah pernah berada di ibu kota negara Indonesia, hal ini juga berlaku untuk Melaka. Anda belum dianggap berkunjung ke Melaka jika belum berada di tempat bernama Dutch Square atau biasa dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama Bangunan Merah atau Jam Besar.

Di Dutch Square, Anda akan melihat hampir semua bangunan tua di sekitarnya berwarna merah tua. Dan semua bangunan tua itu terawat dengan baik dan masih memperlihatkan pesonanya sampai sekarang. Sebuah taman dengan kincir angin buatan nampak berdiri elok di seberang sebuah tugu jam berukuran besar yang sekilas mirip Jam Gadang di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Sebuah tugu dengan air mancur yang biasa disebut Queen Victoria Fountain berdiri indah sebagai pusat perhatian di Dutch Square. Tugu air mancur ini sendiri dibangun pada tahun 1901 oleh Inggris ketika berada di Malaysia dan masih berfungsi dengan baik sampai saat ini.

Di dekat Dutch Square ada sebuah tempat wisata yang rasanya tidak afdol jika tidak dikunjungi saat kita berada di Melaka. Tempat itu bernama Jonker Street atau Jalan Jonker. Anda cukup menyeberangi Sungai Melaka untuk menuju tempat ini dari Dutch Square tadi.

Jonker Street adalah sebuah jalan dimana di sepanjang jalannya banyak toko yang menjual barang-barang antik, souvenir, makanan khas peranakan dan juga olahan makanan yang menjadi ciri khas Melaka yaitu segala olahan buah durian. Bangunan di sepanjang Jonker Street sendiri sebagian besar adalah bangunan tua yang masih dirawat dengan baik.

Jika Anda berkunjung ke Jonker Street ada baiknya jika Anda mengunjunginya pada hari Jumat-Minggu malam karena di setiap malamnya Jonker Street akan ditutup bagi kendaraan dan para pedagang berjualan di sepanjang jalan, maksud saya berjualan benar-benar di jalanan.

Dan cahaya dari lampion yang ada di atas jalanan pun menambah kecantikan Jonker Street di kala malam. Biasa orang menyebut malam Jumat-Minggu dengan Jonker Street Night Market atau Pasar Malam Jalan Jonker. (Andre Tri Nugraha Handoyo)

Ikuti Twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com