Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambil Alih Inalum Butuh Dana Besar

Kompas.com - 19/02/2013, 04:36 WIB

Jakarta, Kompas - Pengambilalihan saham Nippon Asahan Aluminium sebesar 58,88 persen di PT Inalum dan pengubahan statusnya menjadi milik Indonesia diperkirakan membutuhkan dana 709 juta dollar AS atau setara Rp 7 triliun.

”Rencana skema pendanaannya berasal dari APBN 2012 dan 2013,” kata Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat pada Rapat Kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Senin (18/2).

Perinciannya, sebanyak Rp 2 triliun bersumber dari APBN Perubahan 2012 dan telah disetujui. Selebihnya, Rp 5 triliun, berasal dari APBN 2013 dan sekarang masih dalam proses pembahasan.

Hidayat mengatakan, selama beroperasinya PT Inalum sejak 1983, seluruh kebutuhan bahan baku alumina diimpor dari Australia, Brasil, dan Argentina.

Sementara itu, bauksit bahan baku alumina sepenuhnya diekspor, tidak ada yang diolah di dalam negeri.

Kapasitas produksi PT Inalum saat ini sebesar 250.000 ton aluminium ingot per tahun. Sebanyak 60 persen diekspor ke Jepang dan 40 persen dipasarkan di dalam negeri.

Salah satu hal yang ditanyakan Komisi VI DPR adalah menyangkut kebijakan pemerintah terhadap pengelolaan PT Inalum setelah berakhirnya kontrak kerja sama dengan Nippon Asahan Aluminium Co.Ltd (NAA).

Terkait hal ini, Hidayat mengatakan bahwa setelah berakhirnya master agreement (perjanjian induk) dan saham porsi NAA sepenuhnya diambil pemerintah, maka PT Inalum akan berubah status menjadi badan usaha milik negara.

”Selanjutnya akan dilakukan pengembangan kapasitas produksi menjadi 320.000-455.000 ton per tahun dengan sumber pendanaan melalui penawaran saham perdana,” ujar Hidayat.

Menurut Hidayat, berdasar kajian tim, PT Inalum merupakan perusahaan peleburan aluminium di Asia Tenggara yang memiliki fasilitas lengkap. (CAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com