Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bea Keluar CPO, RI "Melawan" Malaysia

Kompas.com - 25/02/2013, 12:02 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menegaskan, tidak akan menurunkan bea keluar crude palm oil (CPO). Meski bea keluar CPO Indonesia lebih tinggi dibanding Malaysia.

"Apapun yang kita putuskan, kita akan tetap di situ. Tidak akan terpengaruh terhadap sikap yang diambil Malaysia," kata Gita selepas Rapat Koordinasi tentang Pangan di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (25/2/2013).

Gita mengatgakan, pihaknya tetap berupaya melakukan hilirisasi terhadap produk-produk pangan dan perkebunan yang ada, khususnya dari kelapa sawit. Hal ini untuk meningkatkan kondisi neraca ekspor RI yang selama ini masih lemah.

Gita menganggap bahwa produk-produk hulu di Malaysia masih terbatas. Itulah sebabnya Malaysia berani menurunkan bea keluar CPO lebih murah dibanding negara lainnya.

"Kita justru harus menopang hilirisasi di sini, makanya pemberlakukan bea keluar untuk CPO ini harus konsisten," tambahnya.

Seperti diberitakan, pemerintah menetapkan bea keluar crude palm oil (minyak sawit mentah) untuk bulan Maret sebesar 10,5 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari bulan Februari yakni sebesar 9 persen. Bea keluar tersebut lebih tinggi dari Malaysia, yang mematok di level 4 persen.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bahrul Chairi, Minggu (24/2/2013) mengatakan, kenaikan bea keluar CPO dipicu oleh naiknya harga di tingkat internasional. Hal itu terlihat dari harga patokan ekspor untuk bulan Maret yang naik 5,11 persen menjadi 782 dollar AS per metrik ton. 

Untuk bea keluar produk turunan CPO mengalami kenaikan dari 4 persen menjadi 5 persen. Untuk Hydrogenated RBD Palm Olein, bea keluarnya naik dari 3 persen menjadi 4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com