Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengetahuan Pelaku UMKM Masih Rendah

Kompas.com - 11/04/2013, 09:57 WIB
Harry Susilo

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com- Pengetahuan pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk menghasilkan produk pangan yang aman dikonsumsi masih rendah. Alhasil, banyak produk ekspor dari Indonesia yang ditolak oleh negara lain.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Lucky S Slamet dalam jumpa pers di sela Pertemuan Pejabat Senior (SOM) II Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/4/2013).

Menurut Lucky, rendahnya pengetahuan UMKM untuk menghasilkan produk pangan yang aman terlihat dari survei BPOM terhadap 1.504 industri rumah tangga pangan di 18 provinsi tahun 2009. Dari hasil survei itu, terdapat 51 persen yang masih menyalahgunakan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin B, dan methanyl yellow. Hanya 24,8 persen yang menghasilkan produk pangan aman, sedangkan sisanya mendapat nilai rata-rata.

"Selain ditemukannya bahan tambahan pangan, kemasan produk dan selera konsumen juga harus diperhatikan," kata Lucky.

Lucky mengatakan, isu keamanan pangan perlu diperhatikan pelaku UMKM supaya produknya dapat menembus pasar global dan dapat diterima oleh masyarakat luas tanpa menimbulkan masalah. Selain itu, produk UMKM sendiri juga harus bersaing dengan produk impor yang beredar di Tanah Air yang trennya terus meningkat.

Selain pengetahuan yang rendah, Lucky mengatakan, kendala lain untuk menerapkan keamanan pangan pada produk UMKM adalah minimnya motivasi serta kekhawatiran pelaku UMKM terkait bertambahnya biaya produksi untuk menghasilkan produk pangan yang sesuai standar aman.

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Barbahaya BPOM Roy S Sparingga mengakui, hal yang sangat sulit diubah adalah perilaku para pelaku UMKM terkait higienitas dan sanitasi. "Mereka juga masih terbiasa menggunakan bahan-bahan yang berbahaya," ucap Roy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com