Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Pesawat Sulit Dipindahkan

Kompas.com - 15/04/2013, 03:33 WIB

Badung, Kompas - Badan pesawat Lion Air yang gagal mendarat dan jatuh di laut, lalu terbelah dua, tidak jauh dari ujung pagar landasan pacu pendaratan Bandara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, sulit dipindahkan. Sampai Minggu (14/4) malam, kotak perekam percakapan di kokpit (CVR) pun masih terendam dan belum bisa diangkat.

Ombak tinggi dan tidak surutnya air laut sekitar bandara menjadi kendala mengambil CVR dan memindahkan badan pesawat. Sejumlah alternatif gagal diupayakan, seperti menarik badan pesawat dengan tugboat (kapal tunda) dan memotong badan pesawat. Badan pesawat yang jatuh hari Sabtu lalu itu terendam sekitar 30 sentimeter. Namun, badan pesawat itu bisa tenggelam jika proses penarikan tidak stabil dan harus dijaga tetap mengambang.

Petugas mengupayakan pengambilan CVR pada bagian dekat ekor pesawat. Pengangkatan ekor pesawat memakai ratusan drum dan membutuhkan sekitar 300 meter tali untuk membuat stabil dari goyangan gelombang air laut. Drum itu diikatkan di jendela dan pintu pesawat.

”Minggu malam ini petugas terus mengupayakan mengeluarkan bagasi penumpang. Senin pagi direncanakan penarikan pesawat ke kawasan bandara di Pantai Kelan,” kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Purwanto.

Menurut Purwanto, Senin ini badan pesawat diapungkan dan menunggu air laut pasang. Badan dan ekor pesawat yang terpisah bergeser terus karena gelombang laut. Pukul 23.00 Wita, petugas mengirim kapal tunda dari Pelabuhan Benoa. Pengiriman kapal khusus penarik memerlukan waktu delapan jam menuju lokasi jatuhnya badan pesawat.

Senin ini badan pesawat akan ditarik dahulu ke Pantai Kelan. Setelah berhasil, kapal tunda akan menarik atau menderek belahan lainnya (ekor pesawat).

Di Jakarta, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S Ervan pun menyebutkan, Senin ini badan pesawat Lion Air diangkat ke daratan. Ini untuk memudahkan pencarian dan pengambilan CVR.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti dan Kepala Sub-Komunikasi Penelitian Kecelakaan Transportasi Masruri menuturkan, penyebab kecelakaan Lion Air itu belum bisa dipastikan. ”Kami masih mengumpulkan keterangan dan menunggu CVR bisa diambil. Satu kotak flight data recorder (perekam data penerbangan/FDR) sudah diangkat,” kata Masruri. Jika lengkap terangkat, kotak FDR dan CVR itu akan dibawa ke Jakarta untuk diperiksa.

Ketua Komisi V DPR Laurens Bahang Dama dan anggota Komisi V DPR lainnya, Minggu, meninjau lokasi jatuhnya pesawat Lion Air. Menurut Laurens, Komisi V meminta Kemenhub mengevaluasi semua maskapai penerbangan terkait keselamatan penerbangan. Keselamatan adalah hal utama dan harus diperhatikan serius.

Narkoba negatif

Pilot Lion Air Captain Mahlup Ghozali dan Kopilot Chirag Calra sudah menjalani tes narkoba dan minuman keras melalui urine dan darah sejak Sabtu malam seusai kecelakaan. Hasil pemeriksaan dari Badan Narkotika Nasional Bali dan Laboratorium Forensik Polda Bali menunjukkan hasilnya negatif. Namun, izin penerbangan keduanya dicabut sementara oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Bambang S Ervan menambahkan, pilot dan kopilot pesawat naas itu akan menjalani serangkaian tes yang diadakan Lion Air.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait di Jakarta menilai, dalam kecelakaan itu, awak Lion Air telah berusaha maksimal sehingga tidak ada korban jiwa.(AYS/COK/RYO/K10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com