Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot "Online", PT KAI Siap Bersaing dengan Penerbangan

Kompas.com - 23/04/2013, 10:45 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggenjot pembelian tiket melalui sistem pemesanan online. Manajer Komunikasi dan Pemasaran PT KAI Agus Dwinanto Budiaji mengatakan, hingga triwulan I 2013, tingkat reservasi online masih belum tinggi, yaitu sekitar 36 persen.

"Sisanya, masyarakat masih memesan dan membeli tiket secara langsung di stasiun," kata Agus, di Aula PT KAI Daerah Operasional (Daop) II Bandung, Senin (22/4/2013).

Upaya meningkatkan pembelian dan pemesanan melalui sistem online tersebut untuk menekan dan mengeliminasi praktik percaloan, sekaligus meningkatkan pelayanan. Untuk itu, PT KAI memproyeksikan pembelian tiket melalui pemesanan sistem online, yang kini tersambung dengan perbankan, mencapai 70 persen.

Saat ini, dari persentase pemesanan online, yang dapat melalui minimarket, smartphone, kantor pos, dan PT Pegadaian itu, penumpang eksekutif masih dominan, yaitu 38 persen. Selanjutnya diikuti penumpang kelas bisnis sebesar 30 persen dan ekonomi 25 persen.

Agus menegaskan, pelayanan menggunakan sistem online itu menunjukkan bahwa PT KAI siap bersaing dengan transportasi udara, apalagi saat ini sejumlah maskapai membuka rute penerbangan yang hampir sama dengan jalur KA.

Di wilayah Daop II Bandung, kata Agus, sistem online kini terhubung dengan 18 stasiun. Pihaknya pun mengoperasikan 235 channel pembelian tiket eksternal serta ribuan outlet di wilayah Sumatera-Bali.

Sementara terkait volume penumpang, jelas Agus, rata-rata terjadi pertumbuhan 5 persen per tahun. Selama Januari-Maret tahun ini, PT KAI telah mengangkut 4,9 juta orang.

Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung Bambang Setiyo Prayitno menambahkan, pada Maret lalu, terdapat 868 tiket penumpang yang dalam proses pengembalian uang. Sebanyak 235 tiket di antaranya dikembalikan. Meski begitu, masih terdapat sekitar 64 tiket yang belum terdata.

"Tidak tertutup kemungkinan, tiket-tiket itu diperjualbelikan calo. Indikasinya, tidak adanya nomor telepon pembeli. Sampai kini, kami belum bisa menentukan nilainya. Perkiraannya, tiket yang belum terkonfirmasi nilainya Rp 11 juta," kata Bambang. (win)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com