Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Makin Kencang Tolak Rencana Bantuan Tunai

Kompas.com - 02/05/2013, 18:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung meyakini pemberian kompensasi berupa uang tunai kepada rakyat terkait penaikan harga BBM bersubsidi sangat rawan dengan kepentingan politik.

Berkaca dari program bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi naiknya harga BBM bersubsidi sebelumnya, hal itu justru digunakan untuk menarik dukungan publik di Pemilu 2009.

"BLT menjadi instrumen politik bagi ruling party, bagi penguasa. Jadi tidak adil pertarungan di lapangan. Kalau pemerintah masih dengan proporsal sama, pasti akan ditolak parlemen," kata Pramono di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis ( 2/5/2013).

Pramono menambahkan, seluruh parpol pasti ingin memberikan bantuan kepada rakyat yang tidak mampu jika harga BBM dinaikkan. Namun, kata dia, parpol menolak jika ada pihak yang mengambil keuntungan dari instrumen tersebut.

Adapun mengenai rencana kenaikan harga BBM, kata Pramono, DPR menyerahkan ke pemerintah untuk mengambil keputusan sesuai Undang-Undang APBN 2013 . Walaupun, kata dia, ada beberapa fraksi yang menolak harga BBM naik jika melihat turunnya harga minyak dunia.

Meski demikian, kata dia, menaikan harga BBM merupakan kewenangan pemerintah. Ia meminta pemerintah jangan melempar "bola panas" dengan membahas masalah BBM bersama DPR terlebih dulu sebelum mengambil keputusan.

"UU APBN sudah memberikan ruang cukup luas bagi pemerintah untuk segera putuskan rencana kenaikan BBM. Kita tahu wacana kenaikan BBM ini sudah direncanakan pemerintah hampir satu tahun. Tapi karena terlalu banyak berwacana, pemerintah seperti hadapi persoalan sendiri," pungkas Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com