Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkom Ingin Capai 20 Juta Pelanggan Speedy

Kompas.com - 08/05/2013, 16:44 WIB

oik yusuf/ kompas.com Direktur Utama Telkom Arief Yahya (ketiga dari kanan) dan Vice President and General Manager Intel Asia Pacific Gregiry Bryant (ketiga dari kiri), berfoto bersama eksekutif dari Intel dan Telkom dalam acara pengumuman kerjasama di Jakarta, Rabu (8/4/2013)


JAKARTA, KOMPAS.com - Telkom memperkenalkan paket bundling kartu Speedy Instan melalui pembelian produk-produk komputer dan gadget berbasis prosesor Intel. Pembeli bisa memanfaatkan kartu untuk mengakses internet melalui hotspot @wifi.id dan jaringan Speedy di rumah secara gratis selama 6 bulan.

Melalui kerjasama tersebut, pihak Telkom berharap bisa menaikkan jumlah pelanggan Speedy hingga mencapai 20 juta pada 2015 mendatang.

"Kalau selama ini dengan harga paket Speedy Rp 200 ribu per bulan hanya 2,4 juta pelanggan yang terjaring, dengan biaya akses Rp 5.000 per hari diharapkan yang 18 juta sisanya bisa ikut menjangkau," ujar Direktur Utama Telkom Arief Yahya ketika berbicara dalam acara di Jakarta, Rabu (8/4/2013).

Angka 5.000 rupiah yang disebut Arief mengacu pada biaya harian yang dikenakan pada pengguna layanan Speedy Instan. "Jadi, biaya Rp 200 ribu itu kami pecah menjadi kecil-kecil atau small denomination. Setelah dihitung-hitung, dengan Rp 5.000 per hari target itu bisa dicapai," imbuh Arief.

Arief menambahkan, target Telkom tersebut sejalan dengan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang mencanangkan 30 persen rumah tangga di Indonesia tercakup jaringan internet broadband pada 2015.

Pihak Telkom juga menyebutkan sejauh ini sudah memasang jaringan WiFi.id di 45.000 titik di seluruh Indonesia, dengan target akhir 2013 mencapai 250.000 titik. Tiap access point memiliki luas 50 meter persegi dengan kecepatan akses rata-rata 4-5 Mbps per pelanggan.

Harus murah

Affordability atau keterjangkauan menjadi kata kunci yang ditekankan oleh Arief dalam mendorong adopsi broadband di Indonesia.

Berkenaan dengan kemitraan yang dijalinnya dengan Intel, Arief mengatakan bahwa harga rata-rata perangkat Intel -- sebesar 300-400 dollar AS atau sekitar Rp 3-4 juta -- masih terlalu tinggi untuk konsumen Indonesia. "Kalau mau menggapai 20 juta pengguna, bisa ditawarkan harga Rp 100 ribu per bulan melalui cicilan," ujarnya.

Pihak Intel melalui Vice President and General Manager Asia Pacific Gregory Bryant menyatakan sependapat dengan Arief. "Saya pikir angka 20 juta pelanggan bisa dicapai pada 2015. Kami setuju dengan angka 10 dollar (100 ribu rupiah) per bulan," ucap Bryant menanggapi.

Dikatakan oleh Bryant, konektivitas broadband adalah faktor penting yang bisa mendorong perekonomian sebuah negara. "Setiap kenaikan 10 persen untuk penetrasi broadband bisa menaikkan GDP (Produk Domestik Bruto) sebesar 1,38 persen."

Di Indonesia sendiri, penetrasi broadband disebut baru mencapai kisaran 2,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com