Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga BBM Diputuskan Pertengahan Juni

Kompas.com - 27/05/2013, 11:47 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah memperkirakan akan memutuskan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada pertengahan Juni 2013.

Pemerintah akan menunggu proses persetujuan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2013 dari DPR.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan, saat ini, pemerintah masih menunggu jadwal pembahasan RAPBN 2013 setelah dari paripurna, Badan Anggaran DPR, hingga Komisi XI DPR.

"Pembahasan RAPBN Perubahan diperkirakan akan berakhir 17 Juni, jadwalnya di kisaran tadi. Jadi, kenaikan harga BBM bisa ditetapkan dalam kurun waktu itu," kata Mahendra di Komisi XI DPR Jakarta, Senin (27/5/2013).

Mahendra menambahkan, DPR bisa melakukan persetujuan RAPBN Perubahan 2013 secepatnya. Sebab, bila DPR telat memberikan persetujuan, otomatis pemerintah akan memundurkan jadwal kenaikan harga BBM tersebut. Imbasnya, volume konsumsi BBM akan terus meningkat dan juga terus berdampak ke defisit keuangan negara.

"Lambat melakukan keputusan tadi, volume konsumsi BBM akan terus meningkat. APBN akan bergerak terus. Terlambat melakukan langkah-langkah yang diperlukan, maka ada risiko tersendiri," tambahnya.

Sekadar catatan, pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi untuk premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 6.500 per liter dan untuk solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per liter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

    Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

    Spend Smart
    Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

    Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

    Whats New
    Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

    Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

    Work Smart
    Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

    Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

    Whats New
    Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

    Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

    Whats New
    Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

    Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

    Whats New
    Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

    Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

    Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

    Whats New
    Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

    Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

    Whats New
    Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

    Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

    Whats New
    Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

    Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

    Whats New
    Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

    Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

    Whats New
    Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Whats New
    Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

    Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

    Whats New
    Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

    Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com