Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Elpiji Mahal karena Penyalur Ambil Untung

Kompas.com - 10/06/2013, 07:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi Eri Purnomohadi mengakui, terhambatnya distribusi elpiji di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya beberapa hari lalu masih terasa dampaknya. Kekurangan pasokan elpiji 12 kilogram itu dimanfaatkan sebagian penyalur untuk mengambil untung dengan menaikkan harga elpiji nonsubsidi tersebut.

”Semestinya harga tidak boleh dinaikkan. Kalau terbukti, agen akan kena sanksi,” ujar Eri Purnomohadi di Jakarta, Minggu (9/6/2013).

Padahal, sejauh ini tidak ada pengurangan pasokan elpiji 12 kilogram kemasan tabung warna biru. Bahkan, pada hari libur pun, pengambilan elpiji tersebut masih bisa dilakukan oleh agen ke PT Pertamina (Persero). Hal ini masih ditambah dengan pasokan elpiji merek Bright Gas dengan desain tabung baru dan harga lebih mahal dibandingkan elpiji 12 kilogram (kg) tabung biru yang ditujukan untuk konsumen menengah ke atas.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menyatakan, kelangkaan pasokan elpiji ini juga akibat kepanikan konsumen lantaran PT Pertamina meluncurkan dua jenis elpiji 12 kg yang baru yaitu Bright Gas dan Ease Gas.

Ada anggapan, dengan adanya Bright Gas dan Ease Gas, PT Pertamina akan mengganti tabung 12 kg yang lama dengan tabung Bright Gas yang harganya mahal yakni Rp 140.000 per tabung.

”Anggapan itu tidak salah karena faktanya PT Pertamina tidak atau belum menyosialisasikan adanya gas baru tersebut, dan konsumennya siapa saja,” kata dia. Hal ini mengakibatkan sebagian konsumen elpiji 12 kg beralih ke elpiji 3 kg sehingga stok elpiji 3 kg kurang, atau konsumen elpiji 12 kg yang memiliki lebih dari satu tabung langsung membeli elpiji lagi untuk persediaan.

Selain itu sejumlah distributor nakal menaikkan harga sepihak. ”Seharusnya Pertamina tegas memberikan sanksi,” ujar Tulus.

Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi dan Pertambangan (ReforMiner Institute) Komaidi Notonegoro, Minggu, menyatakan, pendistribusian elpiji perlu segera diidentifikasi masalahnya ada di rantai distribusi yang mana. ”Mengingat elpiji merupakan komoditas penting dan menguasai hajat hidup masyarakat luas, semua pihak harus terlibat aktif menyelesaikan permasalahan ini,” ujar Komaidi. (EVY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com