Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketidakpastian Global Tinggi, Bursa Asia Jeblok!

Kompas.com - 13/06/2013, 14:37 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Menjelang sore, bursa Asia terperosok pada perdagangan hari ini (13/6/2013). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 15.02 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tergerus 2,7 persen menjadi 128,41. Dengan demikian, penurunan bursa Asia sudah melebihi 10 persen dari level tertingginya tahun ini yang tercipta pada 20 Mei lalu.

Sementara itu, penurunan indeks SET Thailand hari ini menghapus kenaikan yang berhasil dihimpun sepanjang 2013. Sementara, Philippine Stock Exchange Index mencatatkan penurunan terbesar sejak Oktober 2008. Aksi jual juga terjadi pada pasar saham Indonesia, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,7 persen.

Sejumlah indeks Asia lain yang juga tertekan yakni: indeks Kospi Korea Selatan turun 1,4 persen, Straits Times Index turun 1,5 persen, dan indeks Taiex Taiwan turun 2 persen. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6 persen dan indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,9 persen.

Wajah bursa Asia tampak muram pada hari ini setelah laporan Bank Dunia yang dirilis kemarin menyatakan bahwa perekonomian global hanya akan tumbuh 2,2 persen. Prediksi ini lebih rendah dari analisa Januari yang mematok angka pertumbuhan sebesar 2,4 persen. Bahkan, prediksi yang baru tersebut lebih kecil ketimbang pertumbuhan ekonomi dunia tahun lalu yang sebesar 2,3 persen.

Selain itu, spekulasi mengenai penghentian stimulus oleh the Federal Reserve juga menjadi sentimen negatif bursa Asia. Faktor lainnya, Bank Dunia memangkas pertumbuhan ekonomi emerging market, yang disebabkan oleh perlambatan ekonomi China. Lalu, ada pula isu Bank of Japan yang tidak merubah kebijakan stimulusnya serta langkah bank sentral Selandia Baru dan Korea Selatan yang menahan suku bunga acuannya.

"Investor sebaiknya minggir dan langsung mengambil profit selagi bisa. Banyak sekali ketidakpastian terkait pertumbuhan ekonomi global," jelas Daphne Roth, head of Asia wquity research ABN Amro Private Bank. (Barratut Taqiyyah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com