Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perusahaan yang Lahannya Mempunyai Titik Api Terbanyak

Kompas.com - 27/06/2013, 12:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — World Resources Institute (WRI) merilis data terbaru mengenai perusahaan-perusahaan yang lahannya terdapat titik api (hot spot) di hutan Sumatera.

Lembaga yang mengaitkan lingkungan dengan pembangunan sosial ekonomi ini menggunakan titik api NASA pada rentang 20-23 Juni 2013. Sebelumnya, WRI juga merilis data titik api periode 12-20 Juni.

Data tersebut menunjukkan dominasi keberadaan titik api berada di wilayah anak perusahaan Sinar Mas dan Raja Garuda Mas.

Berikut 17 perusahaan pemegang hutan tanaman industri (HTI) dengan titik api terbanyak.

WRI Perusahaan Pemegang HTI dengan Titik Api Terbanyak

Dalam analisis terbarunya, WRI menyebutkan adanya perkembangan sebaran peringatan titik api di Sumatera dari waktu ke waktu serta kaitannya dengan konsensi perusahaan.

Dalam lamannya, WRI menggarisbawahi dua pola kunci, yakni, pertama, jumlah peringatan titik api di Indonesia masih tetap tinggi menunjukkan bahwa kebakaran di lapangan masih menjadi isu yang serius.

"Sebagaimana ditunjukkan data NASA, jumlah peringatan titik api paling tinggi terjadi pada 19 Juni, di mana memang terdapat peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan hari-hari lain. Hari-hari selanjutnya masih menunjukkan angka peringatan titik api yang relatif lebih tinggi dengan 21 dan 23 Juni di posisi kedua dan ketiga tertinggi," papar WRI.

Yang kedua adalah persentase titik api yang terjadi di wilayah konsesi perusahaan meningkat jika dibandingkan dengan beberapa hari lalu.

"Untuk periode 12-23 Juni, meningginya jumlah titik api diiringi dengan meningkatnya proporsi titik api yang terjadi dalam wilayah konsesi," tambah WRI.

Berikut 10 perusahaan pemegang konsesi kebun sawit dengan titik api terbanyak.

WRI Perusahan Pemegang Konsesi Kebun Sawit dengan Titik Api Terbanyak

WRI menambahkan, jika Pemerintah Indonesia, perusahaan, dan komunitas dapat bekerja sama untuk memastikan ketersediaan data tersebut secara publik, langkah ini menjadi usaha penting yang dapat mencegah krisis kebakaran hutan di masa mendatang, sekaligus memastikan masa depan yang lebih lestari bagi hutan dan masyarakat Indonesia.

Seperti diberitakan, akibat kebakaran hutan di wilayah Riau, asap kabut menutupi wilayah Riau dan sekitarnya, bahkan sampai Singapura dan Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

    Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

    Earn Smart
    Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

    Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

    Whats New
    Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

    Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

    Whats New
    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

    Whats New
    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

    Whats New
    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Spend Smart
    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Whats New
    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Whats New
    Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

    Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

    Whats New
    Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

    Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

    Whats New
    Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

    Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

    Earn Smart
    Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

    Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

    Whats New
    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Whats New
    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Whats New
    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com