Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Yakin "Shutdown" Amerika Tak Berdampak ke Indonesia

Kompas.com - 01/10/2013, 20:18 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, kondisi pasar Indonesia tidak terpengaruh oleh situasi penghentian layanan pemerintahan Amerika Serikat. Hal itu disebabkan ada dorongan data domestik yang membaik, baik dari sisi deflasi maupun surplus neraca perdagangan.

"Menurut saya, tidak ada dampak. Masa pemerintahan AS membiarkan collapse. Kalau pemerintahan shutdown, berarti mereka tidak bisa bayar gaji. Saya kira mereka ada solusi di AS," kata Chatib saat ditemui di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Ia menambahkan, kondisi tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Chatib menganggap kondisi tarik-menarik antara kedua partai di AS ini sudah dianggap biasa. "Memang di emerging market kemarin kena. Kemarin market merah. Tapi, karena hari ini data bagus, lumayan bisa dikompensasi," tambahnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa September 2013 ini mengalami deflasi 0,35 persen dan neraca perdagangan Agustus 2013 mengalami surplus 135,4 juta dollar AS. "Jadi, ini berarti paket kebijakannya berfungsi sehingga inflasi pada akhir tahun nanti bisa di bawah 9,2 persen," tambahnya.

Sekadar catatan, direktur anggaran Gedung Putih pada Senin pukul 23.00 waktu setempat meminta kepada berbagai instansi pemerintah menutup layanannya, menyusul tidak adanya kesepakatan dari DPR AS mengenai kebijakan anggaran yang bisa diterima Senat.

"Instansi pemerintah federal harus menjalankan rencana menghentikan layanannya karena tidak adanya alokasi anggaran untuk menunjang kegiatan pelayanan," ujar Sylvia Mathews Burwell, Direktur Manajemen Gedung Putih dan Anggaran, sebagaimana dikutip pada Selasa (1/10/2013).

Memo tersebut dikeluarkan 10 menit sebelum Pemerintah AS kehabisan dana untuk kegiatan operasional layanan pemerintahan. Hal itu terjadi setelah perdebatan yang panjang antara DPR AS yang dikuasai oleh Partai Republikan dan Senat yang dikuasai Partai Demokrat. 

Senat yang didominasi kubu Demokrat menolak usulan DPR AS yang didominasi Republikan. Dalam usulan itu, Republikan meminta pemerintah menunda pelaksanaan layanan kesehatan yang dikenal sebagai "Obamacare" selama satu tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com