Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Gagal IPO Seperti Facebook, Ini yang Dilakukan Twitter

Kompas.com - 04/10/2013, 20:36 WIB

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Twitter ingin membuktikan bahwa debutnya di pasar modal melalui IPO tak akan mengulang kegagalan Facebook.

Sebagaimana diketahui, harga saham Facebook saat IPO terjun bebas setelah IPO. Untuk itu, Twitter telah mempersiapkan secara matang rencana untuk melantai di bursa agar harga saham tidak anjlok seperti kompetitornya.

Twitter yang berbasis di San Francisco ini pada pekan ini telah menerbitkan prospektus kepada publik, sesaat menjelang dilepasnya sebagian saham ke pasar. Dalam dokumen itu, Twitter mencantumkan secara ringkas mengenai prospek perusahaan, termasuk juga kebijakan periklanan yang dijalankan perseroan ketika sudah melantai di bursa.

Twitter secara rinci juga memberikan eksplorasi mengenai risiko bisnis yang tertuang dalam 32 halaman.

Kondisi tersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh Facebook, prospektus IPO jejaring sosial yang dibesut Mark Zuckeberg itu, disampaikan secara bertele-tele dan membosankan calon investor. Terlebih, perusahaan ini kurang memberikan eksplorasi dalam hal risiko bisnis yang dihadapi perusahaan.

Hal lain yang dilakukan Twitter adalah tidak gegabah untuk memamerkan kinerja keuangannya kepada publik, sebelum benar-benar pasti akan melantai di bursa. Perusahaan itu baru merilis kinerja keuangannya pekan ini, seiring dengan diterbitkannya prospektus.

Lain halnya dengan Facebook, perusahaan ini terlebih dulu telah berkoar-koar mengenai kinerja keuangannya jauh sebelum IPO. Namun ketika tercatat di bursa, saham Facebook justru terjun bebas. Baru belakangan ini saja, harga saham perusahaan ini kembali seperti saat IPO.

Hal lain yang membedakan IPO Twitter dan Fecebook adalah dalam kata pengantar kepada investor.

Saat akan IPO, CEO Facebook, Mark Zuckerberg secara panjang lebar menuturkan pentingnya jejaring sosial. Tak jarang, dalam kata pengantar itu, Zuckerberg juga mengutip istilah-istilah yang filosofis.

Tak ingin membuat bosan calon investor, Twitter memilih tak mengikuti apa yang dilakukan Facebook. Kata pengantar dari pendiri perusahaan, yaitu Evan Williams, Jack Dorsey dan Biz Stone tidak ditampilkan. Sebaliknya, Twitter menuliskan kata-kata yang singkat, dengan jumlah kurang dari 140.

Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, juru bicara Facebook Tucker Bounds memilih tak berkomentar. Sementara itu, juru bicara Twitter Jim Prosser, tidak berhasil dihubungin.

Struktur Saham

Dalam prospektus juga terungkap bahwa pendiri Twitter tidak memiliki level pengaruh yang sama, dan saham hanya terdiri dari satu seri. Hal ini memungkinkan pemegang saham memiliki suara yang sama dalam perusahaan.

Hal ini berbeda dengan yang dilakukan Zuckerberg terhadap Facebook, yang membagi saham perusahaan tersebut dalam dua seri agar dia tetap bisa mengontrol perusahaan, meskipun publik telah memiliki saham perusahaan ini.

“Tidak tampak bahwa pendiri Twitter menjadi satu-satunya pihak yang mengontrol perusahaan. Di sini akan terihat bahwa perusahaan ini lebih demokratis daripada perusahaan lainnya,” ujar Charley Moore, Direktur Rocket Lawyer Inc., perusahaan yang menjadi agen penjualan saham Twitter.

Twitter akan segera masuk ke bursa melalui IPO. Dalam aksi korporasi itu, perusahaan ini menargetkan bisa meraup dana hingga 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 11,5 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com