Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Domestik Sedikit, Pasar Modal RI Sensitif

Kompas.com - 18/11/2013, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan pasar modal RI cukup cerah. Namun baiknya kinerja tersebut belum diimbangi oleh investor domestik yang jumahnya masih sedikit.

"Nilai rata-rata perdagangan (dalam pasar modal) juga naiknya cukup baik. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) juga naik. Ini artinya pertumbuhan hampir mencapai dua kali lipat. Secara umum dalam lima tahun terakhir pasar modal kita tumbuhnya cukup baik," kata Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida, dalam acara "9th Annual Capital Market Outlook 2014 Citi Securities and Fund Servives Indonesia," di Jakarta, Senin (18/11/2013).

Sayangnya, perkembangan pasar modal yang relatif baik ini belum ditopang oleh investor domestik yang masih sedikit. Nurhaida menjelaskan, jumlah investor reksa dana individu RI hanya mencapai sekitar 161.000, adapun jumlah investor reksa dana institusi hanya mencapai 960. Persentase investor reksa dana per populasi hanya 0,07 persen dari jumlah populasi sebanyak 241,03 juta penduduk.

"Perlu meningkatkan market dari sisi size dan jenis produk. Saat ini ada 400.000 rekening investor, 300.000 pemegang rekening reksa dana. Investor masih di bawah satu persen dari 250 juta jiwa," jelasnya.

Dengan masih timpangnya jumlah investor domestik dibanding asing, mengakibatkan pasar modal RI sangat sensitif terhadap pergerakan investor asing. Oleh karena itu, sebut Nurhaiad, peran investor dalam negeri diperlukan agar pasar dapat stabil. Ia pun menegaskan peran fund manager untuk memiliki program agar dapat meningkatkan jumlah investor.

IHSG turun

Pada bulan Mei lalu IHSG sempat mencapai pertumbuhan tertinggi, yakni 5.200, namun kemudian menurun.  Bahkan saat ini IHSG turun paling tajam dibandingkan negara-negara tetangga. Menurunnya IHSG, kata dia, dipengaruhi oleh sentimen-sentimen negatif baik dari sisi eksternal maupun internal.

"Kita masih menduga-duga tapering off kapan akan terjadi. (Kondisi) internal juga menimbulkan sentimen negatif. Dis sisi gobal banyak yang terjadi, internal juga banyak yang terjadi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com