Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Foxconn, Erajaya Tetap Akan Bangun Pabrik

Kompas.com - 27/11/2013, 13:48 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Melihat hasil yang cukup memuaskan di tahun ini, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan menggeber penjualan ponsel merek sendiri, yaitu Venera. Strategi bisnisnya adalah menyasar ke kota-kota besar atau ibukota provinsi.

Budiarto Halim, Direktur Utama Erajaya menyatakan, selama ini, Venera selalu menggarap pasar di kota kabupaten dan kotamadya ke bawah atau kota tier dua dan tier tiga. "Tahun depan, kami akan masuk ke kota tier satu, yakni ibukota provinsi," kata Budi.

Erajaya siap memperbesar biaya pemasaran dan promosi untuk mendongkrak pamor Venera di kota besar. Sayang, Budi enggan mengungkap secara pasti biaya promosi ini. Yang jelas, biayanya ini bisa dua kali lipat atau lebih dari tahun ini. "Kami sedang berupaya meningkatkan harga dan kualitas produk kami, sehingga sasaran kami tidak hanya pasar kelas bawah, tapi juga kelas menengah," paparnya.

Misalnya, Erajaya berupaya memperbanyak porsi ponsel pintar untuk pemula. Sebab, menurut Budi, pasar ponsel pintar di Indonesia didominasi produk berharga sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta.

Adapun penjualan Venera di kuartal I-2013 mencapai 279.204 unit, kemudian hingga kuartal II-2013 mencapai 482.148 unit. Selanjutnya, secara kontinyu, penjualan ponsel ini dari Juli hingga saat ini sudah mencapai 400.000 unit per bulan. "Penjualan Venera per bulan stabil," kata Budi.

Siap bangun pabrik

Untuk memperkuat pasar ponsel Venera, Erajaya berencana membangun pabrik manufaktur dan perakitan ponsel di dalam negeri. Menurut Budi, hal ini sesuai dengan aturan pemerintah. "Dengan atau tanpa Foxconn, kami memiliki rencana bangun pabrik. Hal ini sesuai dengan aturan Menteri Perdagangan soal impor ponsel yang terbit tahun ini," ucapnya.

Menurut Budi, dalam aturan ini disebutkan, terhitung mulai tahun ini, pemerintah menganjurkan distributor ponsel impor membangun pabrik di dalam negeri. Adapun batas waktu anjuran ini adalah tiga tahun.

Sayang, Budi belum mau mengumbar rencana bisnis Erajaya hingga tahun depan. Ia pun masih enggan mengungkapkan target pendapatannya di 2014. "Nanti akan diumumkan kalau sudah pada waktunya," elak dia.

Hingga kuartal tiga tahun ini, Erajaya membukukan keuntungan Rp 238,03 miliar atau turun 28 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 329,62 miliar. Adapun pendapatannya turun 0,9 persen dari Rp 9,65 triliun menjadi Rp 9,56 triliun di periode yang sama.

Dari total pendapatan ini, penjualan ponsel dan tablet menyumbang 87 persen atau sebesar Rp 8,4 triliun di kuartal III-2013. Disusul penjualan pulsa elektronik sebesar Rp 590 miliar, serta dari pendapatan yang lain, seperti penjualan komputer, sebesar Rp 206 miliar dan aksesori yang mencapai Rp 138 miliar. (Adisti Dini Indreswari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com