Chatib menilai jika AS mengetatkan stimulus melalui kebijakan "tapering", maka kondisi Indonesia sedikit banyak sama seperti yang terjadi pada 2009 lalu. Menurut Chatib, jika itu terjadi, maka yang harus dijaga adalah proses transisinya, dari situasi dengan quantitative easing menjadi tanpa quantitative easing.
"Transisi dari quantitative easing itu, ada negara yang tidak begitu berdampak, dan ada yang berdampak sekali seperti Indonesia, yang kena (nanti) current account deficit," kata dia dalam Kompas 100 CEO, di Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Ia mengatakan, ada kombinasi antara faktor eksternal dan internal dari rencana tapering off yang membuat the Fed memutuskan kebijakan tersebut. Untungnya, saat ini angka pengangguran di Amerika Serikat masih di atas 7 persen. Jadi, kemungkinan tapering off tidak akan terjadi pada Desember ini. Kendati demikian, Indonesia harus mempersiapkan diri jika suatu saat Janet Yallen, sang Gubernur the Fed pengganti Ben Bernanke, mengetok palu tapering off.
Chatib mengatakan, antisipasi sudah harus dilakukan, utamanya terkait perbaikan defisit transaksi berjalan. Salah satu yang bisa dilakukan dalam jangka pendek adalah kebijakan pengetatan fiskal dan moneter untuk mengurangi permintaan dan pertumbuhan.
"Penanganan dalam defisit transaksi berjalan dengan menurunkan permintaan atau meningkatkan kapasitas produksi. Meningkatkan supply produksi memang paling ideal, tapi butuh waktu. Enggak mungkin kapasitas produksi meningkat langsung dalam satu tahun," kata dia.
"Sehingga harus dalam jangka panjang. Untuk jangka pendek yang harus dilakukan adalah permintaan diturunkan, itulah maka harus ada kebijakan yang namanya tightening," jelas Chatib lagi.
Selain itu, untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan, pemerintah juga mengeluarkan paket, di antaranya peningkatan pajak impor untuk barang konsumsi, peningkatan PPh untuk pajak barang mewah, memberikan insentif fiskal bagi perusahaan-perusahaan, serta tax allowance bagi industri intermediate.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.