Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nuklir Jadi Pilihan Terakhir Energi Indonesia

Kompas.com - 29/01/2014, 07:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sepakat dapat menggunakan tenaga nuklir sebagai sumber energi. Namun, tenaga nuklir menjadi pilihan terakhir dalam pemanfaatan sumber daya energi nasional dengan memperhatikan faktor keselamatan secara ketat.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui rancangan peraturan pemerintah tentang kebijakan energi nasional (RPP KEN) disahkan menjadi PP pada Selasa (28/1/2014), di Jakarta. Acara itu dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik yang menjabat sebagai Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN). Sebelumnya, RPP KEN yang disusun DEN itu telah disetujui Komisi VII DPR.

Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana menyatakan, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, DEN merancang dan merumuskan kebijakan energi nasional untuk ditetapkan pemerintah setelah mendapat persetujuan dari DPR. Alasannya, kebijakan energi nasional itu menyangkut hajat hidup orang banyak dan bertujuan agar isi aturan itu sesuai amanat UU. Sebagai acuan, Komisi VII DPR telah melaksanakan studi banding ke Norwegia, Selandia Baru, dan China.

Jero Wacik menegaskan, dengan pengesahan kebijakan energi itu, semua program bidang energi sampai tahun 2050 harus mengacu pada KEN. Selanjutnya, pemerintah akan menyiapkan rencana umum energi nasional dan daerah. Jadi, daerah penghasil energi jangan sampai kekurangan energi. ”Prinsip dasarnya, kurangi ketergantungan pada minyak,” katanya.

Sebagai contoh, peran minyak ditargetkan turun dari 49 persen menjadi di bawah 25 persen tahun 2025, dan di bawah 20 persen tahun 2050. Peran batu bara minimal 30 persen tahun 2025 dan minimal 25 persen tahun 2050, peran gas bumi minimal 22 persen tahun 2025 dan minimal 24 persen tahun 2050. Peran energi baru terbarukan akan naik drastis dari sekitar 6 persen menjadi minimal 23 persen tahun 2025 dan 31 persen tahun 2050.

Dalam PP itu, prioritas pengembangan energi mempertimbangkan keseimbangan keekonomian energi, keamanan pasokan energi, pelestarian fungsi lingkungan, dan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk itu, ekspor energi fosil dikurangi secara bertahap, terutama gas dan batubara, menetapkan batas waktu untuk mulai menghentikan ekspor.

Di antara sumber energi yang ada di Indonesia, energi nuklir menjadi pilihan terakhir dengan memperhatikan faktor keselamatan secara ketat. Pemanfaatan energi nuklir itu dengan mempertimbangkan keamanan pasokan energi nasional, mengurangi emisi karbon, dan tetap mendahulukan potensi energi baru terbarukan sesuai nilai keekonomiannya. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com