Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ngebut Kejar Setoran Utang Baru

Kompas.com - 10/02/2014, 07:14 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah ngebut mencetak utang tahun ini. Sampai 5 Februari 2014,  pemerintah telah mencetak utang baru Rp 105,46 triliun atau 28,48 perfsen dari target pembiayaan 2014. Nilai utang ini terbilang tinggi ketimbang  tahun sebelumnya. Maklum tahun ini ada risiko tapering off dan pemilu.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan (Kemkeu), Robert Pakpahan mengatakan, dari realisasi pembiayaan APBN 2014 sebesar Rp 105,46 triliun sampai 5 Februari 2014, sebanyak Rp 100,87 triliun berasal dari Surat Utang Negara (SUN), termasuk di dalamnya dalam bentuk valuta asing (valas) US$ 4 miliar.

Sementara untuk penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 4,6 triliun. Robert mengakui jumlah penerbitan di awal tahun ini lebih tinggi karena  masih tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Penuh ketidakpastian

Pemerintah sepertinya tidak ingin dampak kebijakan pengurangan stimulus ekonomi yang dilakukan The Federal Reserve (The Fed) mengganggu penerbitan surat utang. Sebab keputusan Bank Sentral Amerika Serikat tersebut diperkirakan akan membuat tingkat imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah AS atau US treasury naik. Dampaknya investor asing cabut dari Indonesia dan mengalihkan duit mereka ke surat utang terbitan negeri Uwak Sam itu.

Kementerian Keuangan khawatir hal ini membuat target indikatif penerbitan utang dalam negeri sulit tercapai. Atau paling tidak, akan mengerek imbal hasil obligasi di dalam negeri. Walhasil, otomatis beban biaya utang Indonesia akan terdongkrak.

Sampai semester I 2014, pemerintah menargetkan penerbitan utang baru sebesar 60 persen dari kebutuhan total 2014 sebesar Rp 359,84 triliun. "Kondisi global maupun domestik penuh ketidakpastian, makanya kita kejar di awal tahun ini,” ujar Robert kepada KONTAN, Minggu (9/2/2014).

Untuk mendapatkan kebutuhan pembiayaan sebesar  Rp 359,84 triliun tadi, pemerintah akan melakukan lelang SUN sebanyak 23 kali. Sementara untuk lelang SBSN sebanyak 20 kali dalam tahun ini. Salah satu hal yang membuat pemerintah mengejar penerbitan surat utang adalah kekhawatiran pelaksanaan Pemilu 2014. "Hampir di setiap tahun politik penuh kekhawatiran," kata Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) yang juga ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih melihat pemilu menimbulkan ketidakpastian karena karena investor menunggu. "Langkah pemerintah melakukan front loading atau mendorong pembiayaan di awal tahun sangat tepat karena kondisi rupiah lebih stabil," katanya.

Apalagi imbal hasil surat utang naik hingga 9 persen dalam beberapa hari terakhir. Jika pemerintah menunggu terlalu lama akan lebih parah lagi karena bisa mendapat tekanan tambahan dari melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. (Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Per Maret 2024,  BCA Telah Gelontorkan Rp 117,7 Triliun untuk UMKM

Per Maret 2024, BCA Telah Gelontorkan Rp 117,7 Triliun untuk UMKM

Whats New
Daftar 15 Sekolah Kedinasan Kemenhub yang Buka Formasi CPNS 2024

Daftar 15 Sekolah Kedinasan Kemenhub yang Buka Formasi CPNS 2024

Whats New
Starlink Belum Punya Kantor di Indonesia, Menkominfo Beri Waktu 3 Bulan

Starlink Belum Punya Kantor di Indonesia, Menkominfo Beri Waktu 3 Bulan

Whats New
Kurangi Sampah Plastik, Indonesia Dapat Pinjaman dari ADB Hampir Rp 8 Triliun,

Kurangi Sampah Plastik, Indonesia Dapat Pinjaman dari ADB Hampir Rp 8 Triliun,

Whats New
Respons Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Tidak Ada Keluhan Gangguan Suplai Bahan Industri

Respons Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Tidak Ada Keluhan Gangguan Suplai Bahan Industri

Whats New
Bertemu Petinggi Nikkei Inc, Menko Airlangga Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia

Bertemu Petinggi Nikkei Inc, Menko Airlangga Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia

Whats New
Libur Panjang Waisak, Jasa Marga Catat 292.820 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang Waisak, Jasa Marga Catat 292.820 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Mengenal 2 Jenis Bias Psikologis dalam Investasi dan Cara Menghadapinya

Mengenal 2 Jenis Bias Psikologis dalam Investasi dan Cara Menghadapinya

Earn Smart
Target Rasio Utang Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Target Rasio Utang Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Berantas Judi 'Online', Menkominfo Ancam X, Google, hingga Meta Denda Rp 500 Juta

Berantas Judi "Online", Menkominfo Ancam X, Google, hingga Meta Denda Rp 500 Juta

Whats New
Kurangi Emisi GRK, MedcoEnergi Tingkatkan Penggunaan Listrik PLN di Blok Migasnya

Kurangi Emisi GRK, MedcoEnergi Tingkatkan Penggunaan Listrik PLN di Blok Migasnya

Whats New
Kominfo Telah Putus Akses 1,91 Juta Konten Judi 'Online' sejak 2023

Kominfo Telah Putus Akses 1,91 Juta Konten Judi "Online" sejak 2023

Whats New
Elon Musk Sebut AI Bakal Ambil Alih Semua Pekerjaan Manusia

Elon Musk Sebut AI Bakal Ambil Alih Semua Pekerjaan Manusia

Whats New
Tips Bikin CV yang Menarik agar Dilirik HRD

Tips Bikin CV yang Menarik agar Dilirik HRD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com