Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Kurs Referensi Jakarta Bakal Genjot Investasi ke Indonesia

Kompas.com - 24/02/2014, 09:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan pasar keuangan Singapura untuk menggunakan kurs referensi Jakarta (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/JISDOR) yang difasilitasi Bank Indonesia (BI) sebagai acuan nilai tukar rupiah di pasar keuangan negara tersebut dinilai berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Analis Senior Departemen Pengelolaan Moneter BI Marwoto mengatakan, bank sentral berharap digunakannya kurs referensi Jakarta bisa meningkatkan kepercayaan investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kita berharap dengan adanya rate yang kredibel, investor akan mudah masuk ke sini. Mereka akan lebih yakin kalau masuk Indonesia rate-nya sudah pasti, sehingga akan memudahkan investasi asing masuk ke sini, baik di portofolio maupun sektor riil," kata Marwoto di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/2/2014).

Dengan adanya acuan nilai tukar yang stabil, tidak hanya modal saja yang akan masuk, akan tetapi pertumbuhan ekonomi pun diyakini akan terbantu perbaikannya.

"Dengan adanya rate yang stabil akan memberikan kepastian untuk berusaha, kepastian untui investasi. Itu nanti akan memberikan sumbangan yang besar ke pertumbuhan ekonomi kita dan kestabilan moneter kita," ujar dia.

Marwoto menjelaskan, sebelum memutuskan untuk menggunakan kurs referensi Jakarta, Monetary Authority of Singapore (MAS) beserta ABS Benchmarks Administration Co Pte. Ltd. (ABS Co) dan The Singapore Foreign Exchange Markets Committee (SFEMC) telah meminta masukan soal kredibilitas JISDOR yang difasilitasi BI.

Kedua pihak tersebut meminta masukan lantaran otoritas moneter Singapura menemukan indikasi spekulasi dan aksi manipulasi di pasar NDF Singapura. “Kita dimintai masukan terkait kredibilitas JISDOR. Kita bilang kalau JISDOR itu rate yang terjadi saat itu dan berlaku di pasar keuangan Indonesia,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com