Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rothschild: Bakrie Jual Arutmin ke Tomy Winata

Kompas.com - 24/02/2014, 19:31 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Nathaniel Rothschild (Nat) rupanya masih memiliki sejumlah tuduhan guna menyerang Grup Bakrie. Hal ini dilakukan menjelang tenggat waktu penyelesaian transaksi pemisahan investasi
dengan Asia Resource Minerals Plc (ARMS) pada 26 Februari, lusa.

Kali ini, tuduhan Nat terkait dengan anjloknya harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Nat bilang, harga BUMI terus turun lantaran adanya kegiatan ilegal di salah satu anak usahanya, yakni di PT Arutmin Indonesia (Arutmin).

Kegiatan ilegal itu, lanjut Nat, melibatkan tiga pihak, yaitu Bakrie, Haji Syamsudin yang merupakan pengusaha tambang lokal di Kalimantan, dan pemilik Grup Artha Graha, Tomy Winata.

"Mereka (Haji Syamsudin dan Tomy Winata) membeli Arutmin dari BUMI setelah transaksi pemisahan investasi (dengan ARMS) berjalan," kata Nat kepada KONTAN, pekan lalu.

Namun, Nat enggan menjelaskan lebih detail mengenai tuduhannya, termasuk mengenai porsi saham Arutmin yang dijual, dan nilai transaksi tersebut.

Sejak akhir 2013 hingga sekarang, harga BUMI memang terus berada di bawah level Rp 400 per saham. Pada penutupan Senin (24/2/2014) ini, harga saham BUMI ditutup menguat 1,53 persen ke level Rp 331 per saham.

Anjloknya harga saham BUMI menjadi sasaran tembak Nat lantaran ini menjadi alasan utama Grup Bakrie untuk meminta perpanjangan tenggat waktu penyelesaian transaksi kepada ARMS.

Chris Fong, Juru Bicara Grup Bakrie, sebelumnya menyatakan, harga BUMI saat ini hanya sekitar sepertiga dari kesepakatan dengan ARMS. Dalam perjanjian jual beli bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) antara Bakrie dan ARMS pada Juli 2013, nilai 29,2 persen saham BUMI disepakati sebesar 501 juta dollar AS.

Kesepakatan ini membuat nilai 29,2 persen saham BUMI masuk kategori premium. Pasalnya, menurut ARMS, nilai buku 29,2 persen saham BUMI per 31 Desember 2012 "hanya" 372 juta dollar AS. 

Terkait tuduhan Nat, manajemen BUMI enggan berkomentar panjang lebar. "Tidak pernah mendengar itu (penjualan Arutmin ke Tomy Winata)," kata Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, ketika dimintai konfirmasi oleh KONTAN, Senin ini. (Veri Nurhansyah Tragistina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com